TEGAL, KOMPAS.com - Lima pekerja terluka setelah tertimpa material saat renovasi Jembatan Kalierang di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (14/9/2025).
Satu pekerja dikabarkan masih dirawat di rumah sakit, sedangkan empat lainnya mengalami luka ringan.
Awalnya, para pekerja renovasi itu sedang beristirahat di atas jembatan, tetapi konstruksi bangunan tiba-tiba ambruk.
Baca juga: Mobil Honda Mobilio Meledak di Jembatan Inhil, 2 Korban Luka Bakar hingga 75 Persen
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto Rahardjo menyebut, usia konstruksi jembatan sudah puluhan tahun dan sedang dalam tahap pembangunan ulang.
“Benar. Jadi jembatan lama itu memang sudah waktunya diganti. Banyak bagian rangka baja yang korosi, tumpuan rol sudah tidak berfungsi dengan baik, dan struktur mengalami deformasi tinggi," kata Teguh kepada wartawan, Minggu.
"Jadi ketika proses pelepasan bagian atas dilakukan, kekuatan jembatan tidak lagi mampu menahan,” ucap Teguh.
Ia menyebut, pembongkaran yang dilakukan sudah sesuai tahapan, dimulai dari pelepasan angin-angin atau bracing jembatan secara searah.
Baca juga: Banjir di Kotawaringin Timur Putus Jalan Penghubung Antardesa, Jembatan Darurat Dibangun
Namun, karena kondisi material yang sudah rapuh, jembatan kehilangan keseimbangan hingga ambruk.
“Ini murni karena faktor usia. Jadi bukan kesalahan teknis. Bisa dibilang kebetulan saat dibongkar, struktur yang sudah lemah langsung runtuh,” ujar Teguh.
Ia mengungkapkan, pembangunan Jembatan Kalierang dimulai sejak 27 Juni 2025, dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender.
Pekerjaan tersebut menggunakan pagu anggaran Rp 3 miliar dengan nilai kontrak Rp 2,958 miliar dan target penyelesaian pada 23 November 2025, dengan masa pemeliharaan 180 hari.
"Lingkup pekerjaan meliputi pembangunan jembatan rangka baja tipe B dengan bentang sepanjang 60 meter," kata Teguh.
Jembatan itu nantinya akan menjadi akses penting yang menghubungkan tiga kecamatan: Balapulang, Bojong, dan Jatinegara.
“Kalau sudah selesai, manfaatnya akan sangat besar untuk mobilitas masyarakat dan distribusi hasil pertanian. Jadi proyek ini tetap kita lanjutkan dengan pengawasan ketat agar selesai tepat waktu,” kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini