Jurus Smesco Hadapi Dominasi Marketplace, UMKM Dijanjikan Lebih Untung

3 days ago 7

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Layanan Pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LLP-KUKM), Smesco Indonesia, tak mau jadi penonton di tengah dominasi marketplace besar di pasar Tanah Air, seperti Shopee atau Tokopedia.

Direktur Utama Smesco Indonesia, Doddy Akhmadsyah Matondang, mengatakan lembaga yang dipimpinnya memiliki keunikan dan diferensiasi yang menjadi keunggulan dalam mendukung pelaku UMKM.

Di satu sisi, ia mengakui secara infrastruktur, teknologi, dan jangkauan pasar, Smesco masih tertinggal jauh dibanding marketplace besar yang sudah mapan dengan modal besar dan sistem canggih. Namun, keterbatasan itu tidak membuat Smesco menyerah.

Baca juga: UMKM Didorong Terapkan Kewirausahaan Sosial: Tak Cuma Kejar Untung, tapi Ciptakan Perubahan Sosial

Justru, BLU di bawah Kementerian UMKM ini menekankan adanya nilai tambah atau keunikan yang dimiliki yang tidak dipunyai marketplace swasta.

“Kami sadar betul keterbatasan Smesco hari ini ketika harus berkompetisi dengan marketplace atau platform besar lain, tapi kami punya keunikan, ada diferensiasi yang bisa ditawarkan,” ujar Doddy saat ditemui di gedung Smesco, Rabu (10/9/2025).

Smesco tidak sekadar tempat jualan produk UMKM, melainkan menawarkan layanan menyeluruh atau end-to-end MSME services.

Layanan itu mencakup pemberian informasi pasar, program inkubasi, akses pembiayaan, distribusi, hingga evaluasi.

Salah satu keunggulan yang coba ditonjolkan adalah biaya transaksi yang lebih ringan dibanding marketplace swasta.

Doddy mencontohkan, jika pelaku UMKM berjualan di platform komersial besar, mereka harus menanggung potongan komisi.

Meski mengakui head-to-head melawan marketplace besar tidak mudah, Smesco memilih strategi berbeda dengan menciptakan kanal distribusi yang belum banyak tersentuh platform digital raksasa.

Smesco tidak hanya mengandalkan pola jual-beli digital seperti marketplace pada umumnya, melainkan mencari cara baru agar produk UMKM bisa lebih dekat dengan konsumen.

Salah satu ide adalah menghadirkan vending machine khusus yang isinya produk-produk UMKM.

Dengan penempatan di lokasi strategis seperti bandara, stasiun, terminal, hingga kantor pemerintahan, produk UMKM bisa lebih mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Konsep ini menjadi diferensiasi penting karena marketplace besar umumnya hanya beroperasi di ranah digital, sementara Smesco mengkombinasikan pasar digital dan fisik. “Bayangkan vending machine isinya produk UMKM, dan itu bisa kita pasang di bandara, stasiun, terminal, atau kantor pemerintahan. Itu tidak dimiliki marketplace besar,” jelas Doddy.

Dengan jaringan pemerintah yang dimiliki, Doddy yakin penetrasi ke pasar konvensional maupun ruang publik strategis bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi Smesco.

Langkah itu diharapkan memperluas pasar UMKM tanpa harus bersaing langsung di medan yang sama dengan marketplace besar.

Melalui strategi tersebut, Smesco berharap UMKM tidak hanya bergantung pada platform swasta, tetapi juga memiliki jalur pemasaran yang lebih adil dan menguntungkan.

“Nah kita berpikir bahwa dengan jaringan kita sebagai bagian dari pemerintah, kita bisa taruh itu di airport, di stasiun, di terminal, di kantor-kantor pemerintahan. Itu yang mungkin tidak dimiliki sama marketplace besar yang memang sistemnya sudah kuat, jadi artinya kita akan melihat cara pasar yang memang belum mereka garap,” ketus Doddy.

Baca juga: Menteri UMKM Bakal Sulap Smesco Jadi Rumahnya UMKM Se-Indonesia

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |