Kaitan Gila Kerja dan Dampak Daddy Issues, Ini Penjelasan Psikolog

13 hours ago 3

KOMPAS.com - Fenomena gila kerja atau workaholic sering dianggap sebagai tanda dedikasi tinggi terhadap karier. Namun, di balik itu, ada faktor psikologis yang kerap tidak disadari, salah satunya adalah daddy issues.

Anak yang kurang mendapatkan perhatian, dukungan, atau apresiasi dari sang ayah cenderung memiliki kebutuhan validasi lebih besar ketika dewasa. Hal ini dapat termanifestasi dalam perilaku kerja yang berlebihan, seolah keberhasilan dan produktivitas menjadi cara untuk membuktikan diri.

Psikolog keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., mengatakan, kondisi ini bisa mendorong seseorang bekerja berlebihan demi mencari validasi yang tidak pernah mereka dapatkan dari ayahnya.

“Biasanya seseorang menjadi workaholic itu karena tidak mendapatkan validasi dari ayah dan ibunya, makanya mencari validasi di luar melalui karier dan pencapaiannya,” ungkap Sukmadiarti saat diwawancarai Kompas.com, Senin (8/9/2025).

Baca juga: 9 Kategori Zodiak Paling Malas dan Paling Rajin, Capricorn Workaholic

Anak yang tumbuh dalam kondisi ini cenderung haus akan pengakuan. Salah satu cara untuk menutupi kekosongan tersebut adalah dengan bekerja keras hingga mengorbankan diri sendiri.

Ketika ambisi karier berubah jadi kecanduan

Menurut Sukmadiarti, tidak ada yang salah jika seseorang bekerja dengan giat, apalagi bila mereka memang mencintai pekerjaannya.

Namun, masalah muncul ketika ambisi itu berubah menjadi kecanduan yang tidak sehat.

“Workaholic sebetulnya tidak masalah kalau masih dalam batas wajar dan seseorang mencintai pekerjaannya. Tapi kalau sampai berlebihan, rela kerja demi mendapatkan pengakuan sosial, itu sudah tidak baik,” jelasnya.

Baca juga: Pulih dari Daddy Issue, Belajar Melepaskan Luka dengan Memaafkan Ayah

Ilustrasi ayah dan anak.Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi ayah dan anak.

Kondisi ini membuat seseorang terus bekerja meski sudah memiliki penghasilan cukup atau posisi karier yang tinggi. Mereka merasa selalu kurang, seolah-olah pencapaian yang ada tidak pernah cukup untuk menutup kekosongan batin.

Bahkan, ada yang rela mengorbankan waktu istirahat dan kesehatan demi terus mengejar pengakuan dari orang lain.

Baca juga: Daddy Issues Bisa Berdampak pada Hubungan Percintaan Anak, Ini Kata Psikolog

Validasi yang tidak pernah terpenuhi

Bagi seseorang dengan daddy issues, dorongan untuk mencari validasi cenderung lebih besar.
Hal ini disebabkan karena di masa kecil, mereka tidak mendapatkan penghargaan, apresiasi, atau kasih sayang yang semestinya datang dari ayah.

“Kalau seseorang mendapatkan validasi yang cukup dari lingkungan sekitarnya, khususnya keluarganya, maka dia tidak perlu validasi berlebihan dari orang lain,” kata psikolog yang berpraktik di Semarang, Jawa Tengah ini.

Ketiadaan validasi di lingkungan keluarga membuat mereka lebih sering mengaitkan nilai diri dengan pencapaian.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |