BANYUWANGI, KOMPAS.com - Asap berwarna putih dan jingga mengepul dari KMP Wicitra Dharma 2 yang tengah melintasi Selat Bali untuk melayani penyeberangan Ketapang Banyuwangi-Gilimanuk Bali pada Selasa (16/9/2025).
Pelayaran yang sebelumnya terlaporkan aman dan terkendali mendadak berubah saat kru kapal yang sedang melaksanakan ronda keliling melihat percikan api dari salah satu kendaraan bermotor di geladak.
Dengan sigap, petugas melakukan upaya pemadaman menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) terdekat dengan lokasi kejadian.
Sementara itu, petugas lainnya menekan tombol call point dan berkomunikasi dengan anjungan untuk melaporkan kebakaran di area geladak kendaraan.
Baca juga: Dalam Sebulan, 3 Kapal Terbakar di Pelabuhan Tegal, Nelayan Minta Pos Damkar
Situasi yang awalnya aman mulai memburuk ketika laporan menyebutkan bahwa upaya pemadaman api di geladak belum berhasil dan api membesar.
Untuk menenangkan pelanggan yang mulai panik, nakhoda menerapkan prosedur crowd management dan memerintahkan agar pelanggan mengikuti arahan perwira kapal menuju muster station serta mengenakan life jacket yang tersedia di atas kapal.
Di saat bersamaan, nakhoda juga melaporkan melalui komunikasi radio kepada LPS Ketapang dan Emergency Response Team (ERT) di Kantor Cabang dan Kantor Pusat PT Dharma Lautan Utama.
Menerima laporan dari KMP Wicitra Dharma 2, LPS segera meneruskan informasi kepada BPTD Ketapang dan KSOP Tanjung Wangi untuk melakukan koordinasi penanganan kondisi darurat.
Kobaran api yang semakin membesar memaksa nakhoda untuk mengambil keputusan sulit, yaitu melakukan prosedur abandonship atau meninggalkan kapal dengan terjun ke laut demi keselamatan seluruh pelanggan.
Baca juga: Selamat dari Kapal Terbakar, ABK KM Kramat Jati: Kami Pasrah di Tengah Laut
Kegiatan ini merupakan skenario simulasi dalam kampanye keselamatan pelayaran 2025 yang diselenggarakan PT Dharma Lautan Utama, melibatkan berbagai stakeholder, termasuk Lanal Banyuwangi, Polairud Polresta Banyuwangi, KPLP, dan Basarnas.
"Terima kasih PT DLU. Kampanye keselamatan ini merupakan bagian dari menyadarkan semua stakeholder terhadap pentingnya keselamatan pelayaran," kata Direktur Pengawasan Laut dan Pelayaran (KPLP) Kementerian Perhubungan, Hendri Ginting.
Ia juga menekankan pentingnya latihan untuk menjaga kemampuan stakeholder dalam merespons setiap insiden.
Di tengah arus kuat Selat Bali, proses pemadaman kebakaran dan evakuasi pelanggan berlangsung dengan koordinasi cepat dan tepat dari seluruh unsur di wilayah satuan kerja KSOP Tanjung Wangi.
Beberapa pengguna jasa, atas arahan perwira, mulai melaksanakan abandonship melalui beberapa area dari atas kapal.
Baca juga: Kapal Terbakar, 13 ABK KM Mina Sumitra Loncat ke Laut Selamatkan Diri
Sementara itu, seluruh armada kapal yang terlibat melaksanakan tugas masing-masing sambil terus berkoordinasi dan melaporkan perkembangan terkini kepada KSOP setempat.
"Simulasi seperti ini sangat penting. PT DLU menjadi perusahaan role model hingga mendapatkan penghargaan. Simulasi ini menunjukkan semua yang berada di atas kapal harus siap siaga," tandas Hendri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini