JAKARTA, KOMPAS.com- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Kementerian Agama (Kemenag) mengusulkan formasi jabatan fungsional guru pendidikan agama Hindu sebanyak 2.418 formasi pada tahun 2025.
"Penambahan formasi ini diharapkan mampu memperkuat peran guru agama Hindu dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta membentuk generasi religius, cerdas, dan berkarakter," ujar Dirjen Bimas Hindu Kemenag I Nengah Duija di Jakarta, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Antara.
Pengajuan formasi ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan 191.296 kebutuhan jabatan fungsional Kemenag yang telah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) pada rapat 21 Juli 2025.
Baca juga: Sekolah Rakyat di Yogyakarta Masih Kekurangan Wali Asuh dan Guru Agama Hindu
Rincian formasi tersebut meliputi 967 formasi Ahli Pertama, 731 formasi Ahli Muda, 660 formasi Ahli Madya, dan 60 formasi Ahli Utama.
Pengajuan ini dilakukan berdasarkan hasil perhitungan sistem formasi.gtk.kemendikbud.go.id yang menyesuaikan kebutuhan riil di lapangan.
Duija menuturkan, guru pendidikan agama Hindu memiliki peran strategis, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing rohani yang menanamkan nilai-nilai ajaran Weda dalam kehidupan siswa.
Tambahan ribuan formasi ini diharapkan distribusi guru agama Hindu di berbagai daerah, terutama wilayah dengan jumlah umat Hindu yang besar, dapat lebih merata.
Baca juga: Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Pertama di Jawa
"Dengan adanya tambahan formasi ini, diharapkan para guru Pendidikan Agama Hindu dapat semakin berperan aktif dalam mencetak generasi yang religius, berkarakter, sekaligus mampu mengimplementasikan ajaran Weda dalam kehidupan sehari-hari," kata Duija.
Ia menyebutkn, usulan ini juga menjadi bagian dari komitmen Kemenag dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik, sekaligus memperkuat sistem pendidikan agama di Indonesia.
"Jika disetujui, formasi baru ini akan menjadi tonggak penting dalam memperluas akses pendidikan agama Hindu yang berkualitas di Tanah Air," kata Duija.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini