KOMPAS.com - Fenomena marriage is scary adalah ketika seseorang memandang pernikahan sebagai sesuatu yang menakutkan, bahkan sampai membuatnya enggan menikah.
Ketakutan akan pernikahan semakin sering terdengar di kalangan anak muda. Ada yang ragu melangkah ke jenjang yang lebih serius, ada pula yang berpendapat pernikahan bukanlah tujuan hidup mereka.
Baca juga:
- Benarkah Takut Menikah Sama dengan Takut Berkomitmen?
- Kisah Cinta Uncle Roger dan Sabrina Ahmed, Menikah di Portugal
Namun, apa yang sebenarnya menyebabkan munculnya fenomena ini?
Fenomena marriage is scary, mengapa orang takut menikah?
Bukan hanya karena trauma orangtua bercerai
Dok. Freepik/yanalya Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Psikolog klinis dewasa dan peneliti relasi interpersonal Dr. Pingkan C.B Rumondor, M.Psi. menjelaskan, fenomena ini bisa dilihat menggunakan teori belajar yaitu ketika manusia belajar dari apa yang dilihat di sekelilingnya.
“Kalau yang dilihat tentang pernikahan adalah hal-hal yang menakutkan, seperti KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), perceraian, dan pembunuhan maka sangat bisa tumbuh pemikiran bahwa pernikahan itu menakutkan,” ujar Pingkan saat dihubungi, Minggu (14/9/2025).
Pada akhirnya, pemikiran tersebut membuat seseorang jadi enggan, atau sangat berhati-hati, dalam memasuki jenjang pernikahan.
Pingkan melanjutkan, ketakutan itu muncul karena terpapar terus-menerus dengan hal-hal yang menakutkan tentang pernikahan, tanpa ada contoh yang baik.
“Jadi bukan kaitan langsung karena trauma lihat orangtuanya atau ada perceraian. Jangan sampai nanti berpikir karena orangtuanya bercerai, pasti seseorang takut menikah. Enggak begitu, tapi lebih karena terpapar terus-menerus,” terangnya.
Baca juga:
- Fenomena “Marriage is Scary”, Kenapa Menikah Bisa Terasa Menakutkan
- Psikolog Ungkap Tantangan Anak Kandung Ketika Ayah Menikah Lagi
Hasil dari beberapa kondisi
FREEPIK Ketakutan menikah atau fenomena marriage is scary muncul di kalangan anak muda. Apa penyebabnya dan bagaimana psikolog menjelaskannya?
Setiap manusia memiliki nalar untuk membantu mencerna apa yang sedang terjadi di sekelilingnya.
Pingkan pun tidak menampik bahwa belum tentu apa yang seseorang lihat terkait pernikahan bakal terjadi padanya ketika ia menikah.
“Memang kejadian-kejadian buruk yang dialami oleh orang sekitar tidak serta-merta membuat seseorang berpikir bahwa hal tersebut akan terjadi padanya. Biasanya, ketakutan menikah merupakan hasil dari beberapa kondisi sekaligus, bukan hanya satu kondisi,” jelas Pingkan.
Misalnya adalah anak yang melihat ayah atau ibu menjadi korban KDRT, dan ia memiliki pengalaman kekerasan sejak kecil sehingga kebutuhan emosional kurang terpenuhi. Alhasil, akan terbentuk pola pikir ‘aku tidak berdaya’ atau ‘aku tidak punya kontrol’.
“Sehingga, ketika dewasa, melihat pernikahan jadi punya rasa tidak berdaya atau tidak punya kontrol, takut pernikahan tidak sesuai harapan, dan banyak risiko. Entah itu diselingkuhi atau hilang kebebasan,” ucap Pingkan.