Kesaksian Pekerja Korsel Digerebek Petugas ICE: Tangan Diikat, Toilet Tanpa Penutup

1 month ago 19

SEOUL, KOMPAS.com – Ratusan pekerja asal Korea Selatan (Korsel) di Amerika Serikat (AS) memilih pulang ke negaranya setelah penggerebekan pembangunan pabrik baterai Hyundai-LG di Ellabell, Georgia, awal September 2025.

Dalam operasi penggerebekan pada 4 September lalu, aparat Immigration and Customs Enforcement (ICE) menahan 475 pekerja. 

Dari jumlah itu, 317 di antaranya adalah warga Korsel, sebagaimana dilansir Time, Senin (15/9/2025)

Baca juga: Pabrik Baterai Hyundai-LG di AS Digerebek, 300 Lebih Warga Korea Selatan Terjaring

Seorang pekerja yang ditangkap sempat menulis pengalamannya ketika digerebek dan ditahan oleh ICE dalam selembar kertas kecil. 

Catatan tersebut diperoleh kantor berita Yonhap dan menggambarkan kondisi yang disebut tidak manusiawi di dalam fasilitas ICE.

Dalam catatan harian itu, pekerja menyebut aparat menggerebek pabrik pada pukul 10.00 Waktu setempat. 

Para pekerja yang tengah memakai helm dan sepatu keselamatan digiring, tangan mereka diikat dengan kabel ties.

Baca juga: Trump Bantah Tahu soal Misi Rahasia Tim SEAL 6 di Korea Utara

"Kartu tanda penduduk dan paspor saya tidak boleh diambil," tulis pekerja tersebut.

Mereka lalu diminta mengisi formulir surat perintah penangkapan asing tanpa penjelasan hak hukum. Banyak di antaranya tidak fasih berbahasa Inggris.

"Kami menyerahkan dokumen dengan harapan bisa segera dilepaskan," lanjut catatan tersebut.

Namun setelah mengisi dokumen, barang pribadi disita dan para pekerja dibawa menggunakan mobil polisi. 

Baca juga: Trump Bantah Takuti Investor Asing Pasca Razia Pekerja Korsel, Janji Sambut Ramah

Beberapa bahkan dipasangi rantai di pinggang, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.

Pekerja itu menyebut harus menunggu lebih dari sembilan jam sebelum akhirnya diangkut dengan tangan tetap terikat.

Mereka ditempatkan di lima sel sementara berisi 72 orang. Ruangan sangat dingin sehingga mereka terpaksa membungkus diri dengan handuk. 

Matras yang tersedia dilaporkan berjamur dan toiletnya tanpa penutup sehingga harus ditutupi kain kecil.

Baca juga: Tak Terima Pekerjanya Dirazia AS, Korsel Akan Selidiki Dugaan Pelanggaran HAM

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |