Kisah Mungky dan Dodo Kembali ke Borneo, Siap Sambut Hidup Baru di IKN

2 days ago 2

NUSANTARA, KOMPAS.com - Setelah lebih dari satu dekade terperangkap dalam status hewan peliharaan ilegal, dua orangutan jantan, Mungky dan Dodo, akhirnya memulai babak baru dalam hidup mereka.

Mereka bukan lagi sekadar satwa di balik jeruji besi, melainkan simbol harapan baru bagi konservasi di Indonesia.

Keduanya kini selangkah lebih dekat untuk kembali ke habitat aslinya di Borneo, melalui kolaborasi multipihak yang dimotori oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD).

Perjalanan Panjang Menuju Kebebasan

Mungky, orangutan jantan berusia 24 tahun, diselamatkan pada 2 September 2014 setelah dipelihara secara ilegal di Kalimantan Barat.

Baca juga: Arsari Group Milik Hashim Hadirkan Fasilitas Olahraga Berkuda di IKN

Meskipun sehat secara fisik, dokter hewan menyimpulkan bahwa insting liarnya sudah memudar karena terbiasa hidup di antara manusia.

Sementara itu, Dodo, yang kini berusia 29 tahun, diselamatkan di Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2008. Sejak lahir, ia hidup di dalam kandang, membuat insting untuk bertahan hidup di alam liar sangat kecil.

Translokasi kedua orangutan ini merupakan bentuk sinergi tak kenal henti. Mungky diterbangkan dari Sintang, Kalimantan Barat, pada 22 Mei 2025, sementara Dodo dari Sukabumi, Jawa Barat, pada 16 Juli 2025.

Perjalanan Dodo didukung penuh oleh layanan logistik KirimAja, yang menunjukkan pentingnya kecepatan dan keamanan dalam pengiriman satwa.

Rumah Baru di Pulau Kelawasan

Orangutan DodoArsari Orangutan Dodo

Tujuan akhir Mungky dan Dodo adalah Pulau Kelawasan, sebuah pulau suaka semi-liar yang sedang dikembangkan di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).

Proyek ini merupakan inisiatif YAD, yang didukung penuh oleh Balai KSDA Kalimantan Timur dan Otorita IKN (IKN).

Baca juga: Mengenal Arsari Group: Konglomerasi di Balik Investasi Strategis IKN

Wakil Ketua YAD, S Indrawati Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa Pusat Suara Orangutan (PSO)  Arsari didirikan untuk memberikan kesejahteraan bagi orangutan jantan dewasa yang tidak dapat dilepasliarkan sepenuhnya.

"Ketika mereka tidak bisa dilepasliarkan, paling tidak, mereka dapat hidup di habitat alaminya dengan tetap ada intervensi dari manusia terkait dengan pakannya," kata Kepala Balai KSDA Kalimantan Timur Ari Wibawanto, dikutip Kompas.com, Jumat (12/9/2025).

Pulau suaka ini akan menjadi rumah bagi Mungky, Dodo, serta tiga orangutan jantan berpipi lebar lainnya yang dititiprawatkan di PSO Arsari, yaitu Bento, Beni, dan Boni.

"Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menunjukkan kepedulian dan kontribusi dalam translokasi orangutan Mungky dan Dodo," tutup Indrawati.

Baca juga: Pulau Kelawasan IKN Jadi Habitat Orangutan Jantan Berpipi Lebar

Dengan adanya proyek ini, IKN tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga simbol komitmen Indonesia dalam melestarikan keanekaragaman hayati.

Pulau suaka di Pulau Kelawasan diharapkan menjadi pilot project yang dapat membuka pintu bagi skema repatriasi orangutan di masa depan, memastikan satwa-satwa langka ini dapat hidup sejahtera hingga akhir hayat mereka di habitat yang menyerupai aslinya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |