Kisah Pengunjung di Balik Rak Tua dan Ratusan Buku, Ada yang Manjur untuk Dapat Keturunan hingga Kedatangan Makhluk Halus

2 hours ago 3

SURABAYA, KOMPAS.com - Wahyu Bharoto Sasongko, seorang pustakawan yang telah mengabdikan diri selama lebih dari dua puluh tahun, terus berjuang di balik rak-rak tua dan ratusan buku yang menyimpan segudang ilmu.

Berawal dari kecintaannya terhadap buku, sastra dan bahasa, pria yang akrab disapa Acil ini mencanangkan ide untuk membuka perpustakaan sederhana pada awal tahun 2000-an.

Acil merasa miris melihat kurangnya akses masyarakat terhadap buku-buku sastra dan bahasa.

"Saya mengawalinya itu karena banyaknya buku-buku tentang kebahasaan dan kesastraan yang tidak terawat, tidak ada yang mengelola, akhirnya saya berinisiatif mendirikan perpustakaan agar bisa dibaca dan dinikmati semua orang," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (13/9/2025).

Perpustakaan Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) didirikan pada tahun 2005 dan berhasil mendapatkan nomor pokok perpustakaan untuk diresmikan pada tahun 2009.

Baca juga: Pustakawan Berkeliling Tanpa Lelah Bawa Ribuan Buku ke Pelosok demi Literasi Anak di Pamekasan

"Jadi tahun 2005 sebenarnya saya sudah ASN, dan waktu itu belum ada perpustakaan. Ada edaran kementerian untuk membuat suatu pojok baca bagi masyarakat," ujarnya.

Selama bertahun-tahun menjadi pustakawan, Acil mengaku banyak mengalami kenangan unik, baik manis maupun pahit, saat berinteraksi dengan pengunjung.

Salah satu pengalaman yang paling diingatnya adalah saat seorang pengunjung mencari bacaan tentang cara reproduksi dalam budaya dan adat Jawa.

"Nah terus ya saya berikan ada satu buku yang dalam adat dan kebudayaan Jawa itu di jam-jam sekian baiknya melakukan hubungan suami istri, dan lain sebagainya. Bapak itu mau pinjam bukunya seminggu," ucapnya.

Namun, buku tersebut baru dikembalikan satu bulan kemudian.

Saat ditanya alasan keterlambatan, pengunjung tersebut mengaku meminjamkan buku itu kepada beberapa saudaranya setelah berhasil memiliki anak.

"Kata orangnya, 'buku ini manjur pak, makanya saya juga pinjamkan ke beberapa saudara saya yang juga ingin punya anak'. Waduh, terus saya bilang, jangan pak, kembalikan saja sekarang," paparnya sembari tertawa.

Baca juga: Jatuh Bangun Acil sebagai Pustakawan, Tak Hanya Duduk dan Melayani tapi Melakukan Banyak Hal Besar

Acil juga menceritakan rumor tentang makhluk gaib, kuntilanak, yang sering berkeliaran di perpustakaan.

"Awalnya, saya tidak percaya. Sampai suatu ketika, ada seorang anak perempuan mendatangiku dan mengaku dulu pernah menjadi pengunjung tetap di perpustakaan ini," terangnya.

Di balik kenangan manis tersebut, Acil juga menghadapi tantangan dalam membangun perpustakaan BBJT, seperti kurangnya dukungan moril dari instansi, pembatasan ruang, dan dana operasional yang minim.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |