INDRAMAYU, KOMPAS.com - Seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun asal Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bernama Z, viral di media sosial setelah mengikuti tren pembuatan postingan inspiratif mengenai pemberian nama anak oleh orangtua.
Nama Z yang hanya terdiri dari satu huruf menarik perhatian banyak orang. Rupanya, nama tersebut memiliki kisah unik di baliknya.
Z, yang tinggal di Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener, mengungkapkan alasan orang tuanya memberikan nama singkat itu dan pengalaman unik yang ia alami.
"Secara spesifik saya juga tidak tahu alasannya, tapi katanya karena Z itu huruf alfabet terakhir, aku juga anak terakhir dari lima bersaudara," ujar Z kepada Kompas.com lewat sambungan seluler, Selasa (16/9/2025).
Baca juga: SPI Ungkap Penyebab Tingginya Utang Petani di Indramayu
Dari lima saudara yang ada, hanya Z yang memiliki nama satu huruf, sementara kakak-kakaknya memiliki nama yang lebih umum.
Z mengaku telah berulang kali menanyakan alasan di balik nama tersebut kepada orang tuanya.
Namun, jawabannya tetap sama, yaitu karena Z adalah huruf alfabet terakhir.
Menariknya, nama itu sudah disiapkan oleh ayahnya saat Z masih berusia enam bulan dalam kandungan.
Baca juga: Kuwu Serentak Indramayu Dikabarkan Ditunda, Apa Alasannya?
Sempat Diperdebatkan
Z juga menceritakan bahwa nama tersebut sempat menjadi bahan perdebatan antara bidan saat melahirkan dan guru saat ia masuk sekolah, tetapi ayahnya tetap bersikeras untuk memberikan nama satu huruf itu.
"Aku juga kurang tahu pasti cerita, soalnya bapak saya keburu meninggal duluan pas saya masih kecil jadi belum sempat cerita panjang lebar karena yang ngasih nama tuh bapak saya," tambahnya.
Menariknya, Z memiliki nama panggilan yang lebih panjang dibandingkan nama aslinya.
"Kalau teman-teman biasanya manggil saya enzet," ujarnya.
Z tidak mempermasalahkan nama singkatnya dan merasa bangga karena nama itu diberikan oleh almarhum ayahnya.
Selama ini, Z mengalami berbagai pengalaman unik terkait nama singkatnya, terutama saat duduk di bangku sekolah.
"Mulai dari SD, SMP, SMA selalu ditanyain begitu, kenapa namanya cuma Z doang," ungkapnya.
Bahkan, saat awal masuk sekolah, nama Z sempat dicoret dari daftar absensi siswa karena guru mengira itu adalah salah tik.
Meskipun demikian, Z mengaku tidak mengalami kendala berarti dengan namanya yang singkat.
Justru sebaliknya, ia merasa diuntungkan karena dapat menyelesaikan pengisian identitas dengan cepat, terutama saat ulangan sekolah.
"Sekarang sudah lulus sekolah tahun kemarin, aktivitas sekarang kuli, kadang jualan juga," tutupnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini