Kolumnis Loyalis Kompas.com, Menulis dari Kegelisahan atas Negeri

1 month ago 14

JAKARTA, KOMPAS.com — Dr Ari Junaedi, salah satu kolumnis pilihan Kompas.com 2025, bercerita soal sumber inspirasi tulisan-tulisannya.

Sumber inspirasi itu merentang mulai dari pengalaman perjalanan panjang hingga pengamatan terhadap kondisi sosial di berbagai daerah terpencil Indonesia.

Di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-30 Kompas.com, Ari menuturkan pengalamannya dan dorongan hati nurani yang membuatnya aktif menulis opini di Kompas.com selama bertahun-tahun.

“Saya gelisah melihat negeri ini, dan (dalam) perjalanan saya, saya jarang pulang ke rumah. Saya berterima kasih kepada istri saya, saya bener-bener jadi Bang Toyib,” katanya.

Baca juga: Kompas.com Luncurkan Buku Kolumnis ‘Menafsir Gelap Menyulam Terang’ Saat Rayakan HUT ke-30

Bang Toyib yang disebutnya adalah tokoh fiksi dalam lagu populer yang jarang pulang ke rumah.

Ari mengatakan, ada banyak daerah pedalaman di Indonesia yang tertinggal.

Di sana, banyak anak-anak mengalami kasus tengkes (stunting) atau kurang gizi yang hingga kini butuh perhatian lebih.

Sebagai bentuk dukungan dalam mencerdaskan bangsa, Kompas.com melalui program Jagat Literasi mengunjungi beberapa daerah tertinggal di Indonesia untuk memberikan bantuan pendidikan.

“Jika ke Timor Tengah Utara, lebih parah lagi, stunting tertinggi di Indonesia,” ungkapnya.

“Saya menyarankan Jagat Literasi pergi ke Pulau Anambas, mereka punya 256 pulau, ibukotanya Tarempa. Itu sangat susah. Motor saja ditinggal enggak hilang, karena hanya pulau,” ungkapnya.

Baca juga: Meutya Hafid di HUT ke-30 Kompas.com: Banyak Masyarakat Bergantung pada Media Massa

Dia menceritakan bahwa pengalaman bepergian dirinya ke daerah-daerah tertinggal menjadi inspirasi dalam tulisannya.

Mulai dari kondisi baling-baling mati ketika menumpangi pesawat Hercules, hingga jalan darat 16 jam menuju Merauke.

“Di situlah muncul tulisan-tulisan saya. Kebetulan saya ini dosen AKAP, antar kota antar provinsi,” canda dia.

“Kerjaan saya selalu gelisah melihat apa yang terjadi. Bahwa STEM itu sebetulnya (istilah dia) 'suka termenung', energi menulisnya makin memuncak,” lanjut kelakarnya.

Dia bercerita bahwa kondisi akar rumput tentunya tidak senyaman para pejabat elite.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |