NEW YORK, KOMPAS.com - Kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengubah perdagangan global dan mendongkrak penerimaan bea dan cukai pemerintah AS.
Akan tetapi, sebuah penelitian baru mengungkap, tarif impor Trump juga bisa mendorong lebih banyak warga AS ke dalam kemiskinan.
Dikutip dari CNN, Kamis (11/9/2025), sebuah analisis yang diterbitkan oleh The Budget Lab di Yale University pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat menemukan, tarif Trump kemungkinan akan meningkatkan jumlah warga AS yang hidup dalam kemiskinan sebesar 875.000 pada tahun 2026.
Baca juga: Trump Bebaskan Emas, Uranium, dan Tungsten dari Tarif Global
FREEPIK/JCOMP Ilustrasi kemiskinan, warga miskin, tuna wisma.
Peningkatan ini mencakup tambahan 375.000 anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.
Angka-angka tersebut didasarkan pada Official Poverty Measure, metrik kemiskinan yang telah lama berlaku berdasarkan pendapatan sebelum pajak.
Tarif dan kenaikan harga terkait cenderung paling berdampak pada keluarga berpenghasilan rendah.
Rumah tangga yang kurang mampu biasanya menghabiskan sebagian besar gaji mereka daripada keluarga berpenghasilan tinggi untuk biaya hidup. Ini berarti mereka lebih rentan terhadap perubahan harga.
Baca juga: Trump Isyaratkan Tarif Besar untuk Chip, Apple Cs Diperkirakan Aman
Tak hanya itu, para ekonom mengatakan rumah tangga berpenghasilan rendah seringkali membeli lebih banyak produk impor. Ini berarti mereka paling rentan terhadap kenaikan harga akibat tarif dibandingkan rumah tangga berpenghasilan tinggi.
"Tarif adalah pajak bagi keluarga Amerika," ujar John Ricco, associate director analisis kebijakan di The Budget Lab, kepada CNN.