Makanan Organik dan Peran Influencer, Tren Gaya Hidup Sehat Anak Muda

2 days ago 5

SEMARANG, KOMPAS. com - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, sebuah kesadaran baru tengah bersemi di kalangan anak muda.

Makanan organik, lari pagi, dan sesi di pusat kebugaran (gym) kini menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang digandrungi, meski tak jarang harus merogoh kocek lebih dalam dan menjadwalkan kegiatan dengan disiplin.

Fenomena ini didorong oleh berbagai alasan: mulai dari kekhawatiran akan penyakit turunan, keinginan menjaga kebugaran, hingga sekadar mencoba resep sehat yang viral di beranda media sosial.

Baca juga: Bangunan Hijau: Dulu Tren, Kini Kewajiban

Malika Ainda (23), seorang desainer grafis lepas di Semarang, adalah salah satu yang telah berjibaku dengan pola hidup sehat sejak ia memulai kuliah pada 2021.

Baginya, ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah investasi kesehatan jangka panjang.

Ia mengaku khawatir melihat kasus penyakit serius seperti stroke atau kanker yang kini mulai menjangkit usia muda akibat kebiasaan buruk sehari-hari.

“Aku masih punya kakek yang memiliki diabetes keturunan, karena kemungkinan diturunkan juga besar. Maka sebaiknya pun saya memulai gaya hidup ini sebagai pencegahan,” ucap Malika kepada Kompas.com pada Selasa (26/8/2025).

Malika juga jujur mengakui, pada awalnya ia sempat merasa tidak percaya diri karena berat badan yang dianggap tidak ideal. Namun, seiring berjalannya waktu, kesadarannya bergeser dari sekadar penampilan fisik menjadi kesehatan holistik.

“Dulu juga awalnya aku berpikir, olahraga dan melakukan gaya hidup sehat agar mempunyai tubuh ideal, tapi sekarang lebih ke kebugaran tubuh dan massa otot. Selain itu karena saya juga bekerja sebagai desainner grafis yang mengharuskan saya duduk berjam-jam maka menjaga pola hidup sehat juga diperlukan,” imbuhnya.

Rahasia yang ia bagikan pun terdengar sederhana: mengurangi makanan manis dan memperbanyak jalan kaki.

“Mulai tahun 2022 aku tuh dulu tuh makan sehari itu tiga kali sekarang makan dua kali sehari dan kadang secara berkala menggunakan nasi putih dan nasi merah. Dan ditambah mengkonsumsi buah-buahan,” jelasnya.

Secara konsisten, ia menargetkan enam ribu langkah per hari, terutama pada akhir pekan.

Baca juga: Promosikan Gaya Hidup Sehat, Pertamina Gelar Road to PERF 2025

Ahli gizi menjelaskan, pengolahan makanan rendah kalori akan berubah menjadi tinggi kalori bila teknik mengolahnya salah. freepik.com Ahli gizi menjelaskan, pengolahan makanan rendah kalori akan berubah menjadi tinggi kalori bila teknik mengolahnya salah.

Menumbuhkan Edukasi dari Medsos

Kisah seperti Malika tidak muncul dari ruang hampa. Maraknya konten edukatif dari influencer dan ahli kesehatan di media sosial menjadi pemantik utama.

Mereka memotivasi jutaan anak muda untuk berolahraga, memilih makanan sehat, dan menjaga kesehatan mental.

Peluang ini juga dilihat oleh Setyo Budi (53), pemilik Tanasurga, sebuah resto dan kafe organik di Salatiga. Ia mengakui media sosial, khususnya Instagram, menjadi jembatan utama untuk berinteraksi dengan pelanggan.

“Kita awal-awal Tanasurga juga menggunakan influencer dan content creator yang khusus untuk masalah makanan, di Salatiga juga ada. Awal-awalnya kita menggunakan itu. Awalnya memang efeknya bagus ya,” ujar Budi.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |