Massa Demo Nepal Bakar Rumah Perdana Menteri, Rusak Kediaman Presiden

3 days ago 4

BALKOT, KOMPAS.com - Massa demo Nepal pada Selasa (9/9/2025) menyerbu dan membakar rumah pribadi Perdana Menteri KP Sharma Oli, dan merusak kediaman Presiden Ram Chandra Poudel.

Demo Nepal berkecamuk sejak Jumat (5/9/2025) setelah pemerintah memblokir 26 platform media sosial, ditambah amarah massa yang memuncak akibat korupsi para pejabat.

Menurut laporan Times of India, para pedemo di Kota Balkot membakar rumah pribadi Oli. Pejabat yang baru saja mundur dari jabatan PM Nepal itu sedang di rumah dinas ketika aksi pembakaran terjadi.

Baca juga: Indonesia, Belajarlah dari Nepal

Demonstran di sana menuntut Oli bertanggung jawab atas para korban tewas di demo Nepal, yang hingga berita ini diunggah berjumlah 22 jiwa.

Sementara itu, media-media setempat melaporkan bahwa massa merusak kediaman Presiden Poudel—yang juga baru saja mengundurkan diri—di Bohoratpur, lalu melempar potret dirinya ke tangga.

Seorang pria mengenakan bendera Nepal berjalan di depan kantor presiden yang dibakar di Kathmandu, Nepal, Selasa (9/9/2025). Demo Nepal pecah sejak Jumat (5/9/2025) setelah pemerintah memblokir 26 media sosial, dan amarah publik atas korupsi pejabat.AFP/PRABIN RANABHAT Seorang pria mengenakan bendera Nepal berjalan di depan kantor presiden yang dibakar di Kathmandu, Nepal, Selasa (9/9/2025). Demo Nepal pecah sejak Jumat (5/9/2025) setelah pemerintah memblokir 26 media sosial, dan amarah publik atas korupsi pejabat.

Kantor pusat Kongres Nepal di wilayah Sanepa tak luput dari amuk massa yang membakar gedung tersebut.

Bangunan pemerintah lainnya yang dilalap api adalah rumah mantan Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak di Naikap, Ibu Kota Kathmandu.

Kemudian, para pengunjuk rasa yang mayoritas adalah anak muda, melempari rumah Menteri Komunikasi Prithvi Subba Gurung di Sunakothi, Distrik Lalitpur, dengan batu.

Gurung adalah menteri yang memerintahkan pemblokiran media sosial karena belum mendaftar ke Kementerian Informasi dan Teknologi.

Menurut Pemerintah Nepal, pendaftaran medsos wajib untuk mencegah munculnya identitas palsu, ujaran kebencian, dan kejahatan siber lainnya.

Namun, anak-anak muda Nepal menganggapnya tak hanya sebagai hiburan digital yang direnggut, tetapi juga identitas yang dihapus.

Sejumlah media sosial yang diblokir antara lain platform-platform populer, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, Snapchat, Pinterest, X, dan aplikasi-aplikasi buatan Tencent, raksasa teknologi China.

Amarah massa turut dipicu oleh gaya hidup mewah para pejabat, terutama anak-anak mereka (disebut Nepo Kids) yang gemar pamer kemewahan, di tengah kondisi serba sulit rakyat.

Baca juga: Pemicu Amuk di Nepal: Anak Pejabat Gemar Flexing, Rakyat Makan Susah

Situasi demo Nepal terkini

Api berkobar di Singha Durbar, gedung pemerintahan utama di Kathmandu, Nepal, saat kerusuhan demo Nepal terjadi pada Selasa (9/9/2025). Demo Nepal berubah menjadi ricuh setelah polisi bentrok dengan pedemo. Aksi dimulai ketika pemerintah memblokir 26 media sosial, ditambah amarah publik atas korupsi pejabat.AFP/PRABIN RANABHAT Api berkobar di Singha Durbar, gedung pemerintahan utama di Kathmandu, Nepal, saat kerusuhan demo Nepal terjadi pada Selasa (9/9/2025). Demo Nepal berubah menjadi ricuh setelah polisi bentrok dengan pedemo. Aksi dimulai ketika pemerintah memblokir 26 media sosial, ditambah amarah publik atas korupsi pejabat.

Demo yang telah berubah menjadi kerusuhan Nepal itu kini menjalar ke berbagai kota, tak hanya di Kathmandu.

Selain rumah pejabat dan gedung pemerintah yang diincar pedemo, Menteri Keuangan Bishnu Paudel juga diduga dikeroyok massa.

Bentrokan antara polisi dengan demonstran semakin memperparah situasi.

Pada Selasa, Oli meminta semua partai bertemu pukul 18.00 waktu setempat untuk menyuarakan ketenangan kepada masyarakat.

"Saya sedang berdiskusi dengan partai-partai terkait untuk menilai situasi dan mengambil kesimpulan. Untuk itu, saya mengadakan pertemuan partai pada pukul 18.00 hari ini. Saya sangat memohon saudara-saudara sekalian tetap tenang di situasi sulit ini," ucapnya.

Baca juga: Bendera One Piece Berkibar di Demo Nepal, Simbol Perlawanan Gen Z

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |