Mencabut Cakar Kucing Sebabkan Nyeri Kronis hingga Perubahan Perilaku

4 days ago 4

KOMPAS.com - Kucing sering kita bayangkan sebagai hewan yang tenang, duduk manis di jendela rumah. Namun di balik citra itu, ada praktik lama yang ternyata sangat berbahaya: declawing atau operasi mencabut cakar kucing.

Selama bertahun-tahun, banyak pemilik hewan mengira prosedur ini aman untuk mencegah furnitur rusak karena dicakar. Kenyataannya, penelitian terbaru menunjukkan declawing meninggalkan luka permanen — baik fisik maupun neurologis — yang dapat melumpuhkan kucing seumur hidup.

Penelitian Baru dari Quebec: Bukti Nyata Bahaya Declawing

Studi terkini dari tim peneliti di Université de Montréal akhirnya mengakhiri perdebatan panjang. Hasil riset ini, yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports, mengungkap betapa serius dampak operasi tersebut.

Eric Troncy, direktur GREPAC (Groupe de recherche en pharmacologie animale du Québec) sekaligus salah satu penulis penelitian, mengungkap alasannya menekuni topik ini.

“Saya sudah tertarik pada penelitian tentang rasa sakit hewan sejak awal karier. Saya terkejut melihat penderitaan kucing tanpa cakar sering dianggap sepele. Sejak saat itu, saya membawa rasa keberatan itu ke jalur riset, dan sudah lebih dari 20 tahun saya meneliti hal ini,” ujar Troncy.

Dengan mempelajari kucing yang memang sudah memiliki osteoartritis alami — penyakit sendi umum pada hewan tua — tim peneliti bisa membedakan rasa sakit akibat penyakit biasa dengan rasa sakit tambahan akibat declawing.

Baca juga: Mengapa Cakar Harimau Tidak Boleh Dipotong?

Dampak Mengejutkan pada Kucing Tanpa Cakar

Para peneliti menggunakan metode non-invasif canggih seperti analisis cara berjalan, pencitraan otak, hingga uji hantaran saraf. Hasilnya mengejutkan:

  • Kerusakan saraf permanen
  • Sensitivitas rasa sakit meningkat drastis
  • Mobilitas memburuk, terutama pada kucing dengan berat badan berlebih

Akibatnya, sistem saraf kucing menjadi “kelelahan”. Mereka jadi hipersensitif, mudah lelah, dan tidak bisa hidup dengan nyaman.

Baca juga: Mengapa Cakar Kucing Bisa Disembunyikan, Sedangkan Cakar Anjing Tidak?

Mengapa Declawing Masih Diperdebatkan?

Declawing sebenarnya adalah amputasi tulang terakhir dari setiap jari kaki kucing, dilakukan dengan pisau bedah, laser, atau alat pemotong khusus. Perdebatan lama bukan hanya soal teknik operasinya, melainkan soal etika.

Bahkan American Veterinary Medical Association (AVMA) pada 2022 masih menyebut ada “bukti yang saling bertentangan” mengenai dampak declawing. Namun, menurut tim Quebec, kontradiksi ini lebih karena kurangnya penelitian jangka panjang, bukan karena hasil yang benar-benar berbeda.

Troncy menegaskan: “Bagi saya, praktik ini tidak pernah terlihat sebagai apa pun selain mutilasi demi kenyamanan pemilik.”

Uni Eropa sudah melarang declawing sejak 1992. Namun di Amerika Serikat dan sebagian Kanada, praktik ini masih marak. Diperkirakan pada 2025, sekitar 25 juta kucing di Amerika Utara telah dicabut cakarnya, meskipun Quebec baru saja melarang prosedur ini pada 2024.

Baca juga: Mengapa Kucing Benci Air? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Bukti Ilmiah: Declawing Membahayakan Seumur Hidup

Dalam studi yang berlangsung lebih dari satu dekade, para peneliti membandingkan kucing sehat, kucing artritis, dan kucing artritis yang sudah dicabut cakarnya. Hasilnya jelas:

  • Rasa sakit meningkat bahkan dari sentuhan ringan (allodynia).
  • Tes saraf menunjukkan kerusakan aksonal, dengan penurunan respons otot.
  • Mobilitas semakin terbatas, terutama pada kucing yang lebih berat.

Troncy menegaskan, “Tes elektrofisiologi menunjukkan adanya kerusakan saraf langsung, dan hal ini tercermin dalam perilaku mereka.”

Perubahan Perilaku: Agresif, Enggan Lompat, dan Hindari Kotak Pasir

Kucing tanpa cakar cenderung enggan melompat, sering menghindari kotak pasir karena rasa sakit di telapak, serta menunjukkan agresi tak terduga. Semua perilaku ini sesuai dengan bukti adanya cedera saraf kronis.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |