Menengok Posyandu Disabilitas Gratis di Kota Malang, Jadi Harapan Pemenuhan Kesehatan Komprehensif

2 days ago 6

MALANG, KOMPAS.com - Kehadiran Posyandu Disabilitas di Jalan Danau Sentani Tengah, Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur, yang diinisiasi oleh Yayasan Bersama Anak Bangsa menjadi angin segar bagi puluhan keluarga penyandang disabilitas di Malang Raya.

Layanan yang digelar gratis setiap bulan ini tidak hanya menyediakan pemeriksaan kesehatan dasar, tetapi juga terapi khusus dan dukungan psikologis yang sangat dibutuhkan.

Salah satu penerima manfaat besar dari program ini adalah seorang anak laki-laki penyandang mikrosefalus yakni Bagus (5) asal Mergan. Nenek Bagus, Sulistiana menyampaikan, posyandu ini lebih dari sekadar layanan kesehatan.

Baca juga: 11 Wisata Kota Malang yang Dekat Stasiun, Bisa Ditempuh Jalan Kaki

"Manfaatnya banyak sekali. Di sini, kami tidak merasa minder karena semua pesertanya adalah penyandang disabilitas," ujar Sulistiana pada Jumat (12/9/2025).

Ia menyoroti layanan terapi sebagai yang paling penting bagi cucunya itu. Berbeda dengan layanan di rumah sakit yang sering kali membuat orangtua pasif, di posyandu ini ia bisa terlibat langsung.

"Layanan terapis itu yang paling bermanfaat. Kami bisa belajar ilmunya, bagaimana cara-caranya, lalu kami praktikkan di rumah. Semuanya gratis, dan bisa konsultasi langsung," jelasnya.

Baca juga: Gempa di Kota Malang Terasa Singkat tetapi Mengejutkan, Air Bak Mandi Bergoyang

Ketua Yayasan Bersama Anak Bangsa, Yuning Kartikasari, mengatakan bahwa Posyandu Disabilitas dibentuk untuk memastikan kesehatan para penyandang disabilitas terutama di Kota Malang dapat terkontrol secara rutin dan komprehensif.

"Tujuannya agar anak-anak disabilitas semakin terpenuhi layanan kesehatannya. Selama ini, layanan spesifik seperti ini masih terbatas," kata Yuning.

Posyandu ini menyediakan serangkaian layanan vital, mulai dari pengecekan kesehatan dasar seperti tinggi dan berat badan, tensi, hingga gula darah yang dibantu oleh petugas puskesmas setempat.

Namun, yang membedakan dari posyandu reguler adalah kehadiran lima terapis khusus untuk kondisi seperti cerebral palsy, disabilitas wicara dan disabilitas daksa, serta seorang psikolog.

"Inilah perbedaannya. Posyandu biasa tidak memiliki terapis khusus disabilitas dan psikolog. Perlakuan di sini memang khusus untuk mereka," katanya.

Program ini melayani sekitar 50 penyandang disabilitas pada Jumat (12/9/2025) seperti disabilitas daksa, disabilitas netra, disabilitas rungu, disabilitas wicara dan lainnya. Layanan ini juga tidak membatasi usia peserta.

"Peserta kami beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa berusia 30 sampai 40 tahun ada juga," tambah Yuyun sapaan akrabnya.

Kehadiran psikolog juga memainkan peran penting, tidak hanya bagi penyandang disabilitas tetapi juga bagi orangtua dan wali. Menurut Yuyun, banyak orangtua yang merasa terbantu secara psikis untuk tetap kuat dan semangat dalam merawat anak-anak mereka.

"Dukungan psikologis ini membantu orangtua menghadapi tantangan sehari-hari. Mereka juga perlu di-support agar tetap semangat," jelasnya.

Untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat, kegiatan ini diadakan sebulan sekali dengan rencana lokasi yang berpindah-pindah di setiap kecamatan di Kota Malang. Informasi mengenai jadwal dan lokasi disebarkan melalui Forum Keluarga Disabilitas yang ada di masing-masing kecamatan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |