KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto akan mendapat giliran berbicara ketiga dalam sesi perdebatan umum (general debate) Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Tri Tharyat, menjelaskan bahwa penentuan urutan berbicara mengikuti tradisi undian untuk menentukan posisi duduk dan giliran berbicara.
“Pertama adalah siapa yang duduk paling depan pertama. Jadi kalau enggak rugi, A di depan terus, Z paling belakang. Nah itu tiap tahun makanya posisi duduk selalu bergeser,” kata Tri saat pengarahan media di Jakarta, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Antara.
Baca juga: Setelah 10 Tahun Absen, Presiden RI Akhirnya Bakal Hadir Langsung Sidang Umum PBB
Pengecualian untuk Perwakilan Disabilitas dan Pendaftaran Indonesia
Tri menambahkan, PBB memberikan pengecualian khusus bagi perwakilan negara penyandang disabilitas yang akan ditempatkan di baris paling depan.
Indonesia sendiri telah mendaftarkan keikutsertaannya sejak Mei lalu, dengan delegasi dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dalam proses penentuan urutan berbicara, PBB mengelompokkan kepala delegasi berdasarkan jabatan.
Urutan undian dimulai dari presiden atau wakil presiden, lalu perdana menteri, wakil perdana menteri, dan pejabat lain.
“Jadi hasil undian tersebut kemudian ya Alhamdulillah kita dapat sepertinya nomor satu. Karena nomor satu dan duanya itu sudah memang by default selalu Brasil dan Amerika,” ucap Tri.
Baca juga: Susul Perancis, Belgia Siap Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB
Sesi Pembukaan dan Kehadiran Kepala Negara
Tri menekankan bahwa ini kali pertama Indonesia mendapat urutan berbicara yang baik, yakni pada hari pertama sesi pembukaan yang dijadwalkan pukul 10 pagi waktu setempat.
Pertemuan tingkat kepala negara di Sidang Majelis Umum PBB akan berlangsung secara resmi pada 22–29 September 2025, terbagi ke dalam beberapa segmen.
Tanggal 23 September menjadi sesi terpenting karena menandai dimulainya sesi perdebatan umum, menghadirkan seluruh kepala negara pemerintahan dari 193 anggota PBB.
Per Kamis (11/9), Kementerian Luar Negeri mencatat 145 negara telah mengonfirmasi kehadiran, termasuk 137 yang diwakili langsung oleh kepala negara, 5 wakil presiden, dan 3 wakil perdana menteri.
Baca juga: AS Tolak Beri Visa untuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas Jelang Sidang Umum PBB
Isu yang Akan Dibawa Prabowo
Tri Tharyat menyebut beberapa isu yang akan diangkat Presiden Prabowo dalam pidatonya pada Selasa, (23/9/2025), antara lain dinamika keamanan global, termasuk serangan terhadap kedaulatan negara yang dilakukan Israel di Qatar.
"Pasti juga isu Palestina, akan dibawa dan tentunya kesempatan Sidang Majelis Umum PBB menjadi kesempatan yang sangat baik untuk terus mendorong pelaksanaan program-program dan visi cita-cita Bapak Presiden," kata Tri.
Selain itu, pidato Presiden Prabowo yang berdurasi 15 menit juga akan menyentil isu reformasi sistem multilateral dan mendorong peran negara-negara selatan, sebagai cerminan semangat Konferensi Asia-Afrika di Bandung.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Prabowo Bakal Hadir Langsung Sidang Umum PBB, Ini yang Akan Dibahas.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini