JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Condet di Jakarta Timur ternyata menyimpan jejak sejarah panjang yang sudah tercatat sejak abad ke-18.
Nama Condet bukan sekadar penamaan wilayah, melainkan berasal dari anak Sungai Ciliwung bernama Ci Ondet dan sebuah pohon yang dikenal masyarakat setempat.
Dikutip dari buku Asal-usul Nama Tempat di Jakarta karya Rachmat Ruchiat (2018), kata Ondet atau ondeh merujuk pada nama pohon Antidesma diandrum Spr., sejenis pohon buni yang buahnya dapat dimakan.
Baca juga: Jembatan Kuning Condet-Poltangan Sempat Lumpuh akibat Luapan Kali Ciliwung
Pohon ini banyak tumbuh di sekitar sungai kecil tersebut sehingga kawasan itu kemudian dikenal sebagai Condet.
Catatan sejarah dari Belanda
Data tertulis pertama tentang nama Condet muncul dalam catatan perjalanan Abraham van Riebeeck, yang saat itu masih menjabat Direktur Jenderal VOC di Batavia.
Dalam perjalanannya pada 24 September 1709, van Riebeeck menulis telah melewati anak Sungai Ci Ondet.
Catatan lain datang dari surat wasiat Pangeran Purbaya tertanggal 25 April 1716 yang disahkan oleh Notaris Reguleth.
Dalam dokumen tersebut, Pangeran Purbaya menghibahkan rumah dan kerbau di Condet kepada keluarga yang ditinggalkan sebelum dirinya dibuang ke India.
Baca juga: Rumahnya Banjir, Warga Pejaten Timur Simpan Barang-barangnya di Jembatan Condet
Tak berhenti di situ, nama Condet juga tercatat dalam resolusi pimpinan Kompeni Belanda pada 8 Juni 1753.
Dokumen itu berisi keputusan penjualan tanah di Condet seluas 816 morgen (sekitar 52,5 hektar) seharga 800 ringgit atau setara Rp 3.121.146 kepada Diederik Willem Freijer.
Setelah transaksi itu, kawasan Condet masuk dalam tanah partikelir Tanjung Timur.
Condet kini
Kini, Condet meliputi tiga kelurahan di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, yakni Batu Ampar, Kampung Tengah (Kampung Gedong), dan Bale Kambang.
Baca juga: Pengendara Mobil Tabrak Tiang Internet di Jalan Raya Condet
Meski telah berubah menjadi kawasan padat penduduk, jejak sejarah dan asal-usul nama Condet masih menjadi bagian penting dari identitas wilayah tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini