KOMPAS.com - Hari ini 24 tahun lalu, tepatnya 11 September 2001, terjadi tragedi yang dikenal sebagai serangan 9/11 dan menelan lebih dari 3.000 korban jiwa.
Peristiwa serangan 11 September disebut didalangi oleh kelompok ekstremis Islam bernama Al Qaeda.
Pesawat yang dibajak kelompok teroris menabrak menara kembar World Trade Center (WTC), New York, dan Pentagon di Virginia, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: 24 Tahun Berlalu, Tiga Korban Tragedi 9/11 Akhirnya Dikenali
Dikutip dari Kompas.com (11/9/2022), dalam tragedi 9/11 sekitar 2.750 orang tewas di menara WTC, 184 orang meninggal di Pentagon, dan di lapangan Pennsylvania sebanyak 40 orang.
Tragedi 9/11 juga menewaskan 19 teroris, serta lebih dari 400 petugas kepolisian dan pemadam kebakaran.
Peristiwa bermula ketika 19 anggota Al Qaeda membajak empat pesawat komersial yang kemudian dengan sengaja menabrakkan dua pesawat ke lantai atas menara kembar WTC.
Baca juga: Detik-detik Mencekam Tragedi Serangan 9/11, Rentetan Aksi Teror dalam 100 Menit
Pesawat ketiga menabrakkan diri ke markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, di Arlington, Virginia.
Sementara itu, mengetahui adanya serangan menggunakan tiga pesawat komersial, penumpang di pesawat keempat berusaha melawan.
Namun, pesawat tersebut jatuh ke lapangan kosong di Pennsylvania barat, sekitar 20 menit perjalanan udara dari Washington D.C.
Meski telah ditetapkan bahwa tragedi 9/11 didalangi oleh Al Qaeda, masih ada sejumlah teori konspirasi yang menyelimuti peristiwa ini.
Baca juga: Tiga Korban 9/11 Teridentifikasi Setelah 24 Tahun, Salah Satunya Penumpang Pesawat
Siapa dalang serangan 9/11?
Wikimedia/Central Intelligence Agency Khalid Sheikh Mohammed.
Osama bin Laden merupakan Pemimpin Al Qaeda ketika serangan 9/11 terjadi yang kemudian langsung dikaitkan dengan serangan 9/11 saat peristiwa itu terjadi.
Namun, sosok di balik serangan yang menyasar WTC ternyata adalah Khalid Sheikh Mohammed, menurut Komisi 9/11 yang menyelidiki peristiwa ini.
Mengutip laman Kompas.com, Kamis (11/9/2025), nama Khalid mulai diketahui aparat dan publik ketika ia berencana mengebom sebelas pesawat dari Filipina tujuan AS pada 1995.
Baca juga: Mengenal Tragedi Serangan 9/11, Pembajakan Pesawat yang Menelan Lebih dari 3.000 Korban Jiwa
Rencana tersebut dikenal sebagai Operasi Bojinka yang ia susun bersama keponakannya, Ramzi Yousef. Beruntung, otoritas Filipina mampu menggagalkan rencana tersebut.