NUSANTARA, KOMPAS.com - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur membawa berbagai perubahan signifikan, tidak hanya dari segi infrastruktur megah, tetapi juga tantangan krusial yang harus diselesaikan.
Salah satu tantangan terbesar, yang sering luput dari perhatian, adalah ancaman "tsunami sampah" yang diprediksi akan meningkat seiring pertambahan populasi.
Namun, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), sebagai daerah terdekat dan penyangga utama IKN, tidak tinggal diam.
Baca juga: 45 Menit dari IKN, Ini Pilihan Rumah Murah di Balikpapan
Saat ini, PPU tengah merancang sebuah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang menggunakan teknologi canggih.
TPST ini dirancang bukan sekadar sebagai tempat penampungan, melainkan sebuah fasilitas modern yang mampu mengolah dan mendaur ulang sampah dengan kapasitas hingga 100 ton per hari.
Proyek ini menjadi jawaban atas kekhawatiran darurat sampah yang semakin mendesak, terutama karena keberadaan IKN.
Ancaman "Gunung Sampah"
Kepala Dinas Lingkungan Hidup PPU, Safwana, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas di wilayah PPU akan secara signifikan meningkatkan volume sampah.
"Sejak 2014, semua sampah dari PPU ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Buluminung. Namun, TPA ini sekarang menghadapi masalah serius," ujarnya, dikutip Kompas.com, Rabu (10/9/2025).
Baca juga: Pelabuhan KKT Perkuat Konektivitas Kawasan Industri dan IKN
Dengan luas dan daya tampung yang terbatas, TPA Buluminung menampung sekitar 50 hingga 60 ton sampah setiap hari.
Model pembuangan terbuka yang digunakannya juga sudah tidak direkomendasikan secara nasional karena dampak pencemaran yang tinggi terhadap tanah, air, dan udara.
Lebih mengkhawatirkan lagi, diprediksi TPA Buluminung akan penuh dan tidak dapat digunakan lagi dalam dua tahun ke depan.
Baca juga: Istana Wapres dan Masjid Negara IKN Ditargetkan Tuntas Akhir 2025
Ini adalah sebuah alarm keras yang membutuhkan solusi cepat dan permanen.
Upaya-upaya yang ada saat ini, seperti 200 bank sampah yang tersebar di berbagai titik, belum cukup maksimal untuk mengurangi beban sampah yang masuk ke TPA.
TPST: Mengubah Sampah Menjadi Berkah
Pembangunan TPST modern ini menjadi langkah strategis yang sangat efektif. Alih-alih hanya menimbun sampah, fasilitas ini akan mengolah dan mendaur ulangnya, yang tidak hanya mengurangi volume sampah secara drastis tetapi juga berpotensi menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Baca juga: Berapa Anggaran untuk Bangun Rumah Anggota DPR di IKN?
TPST ini akan menjadi jawaban jangka panjang atas masalah sampah di Penajam Paser Utara.
Dengan beroperasinya TPST, beban sampah yang masuk ke TPA Buluminung dapat berkurang secara signifikan, sehingga memperpanjang masa operasional TPA yang tersisa.
Saat ini, pemerintah kabupaten sedang berupaya mempercepat penyusunan dokumen perencanaan teknis agar TPST bisa segera terealisasi.
Pembangunan TPST ini bukan hanya tentang mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga tentang menyiapkan fondasi yang kuat bagi sebuah kota modern, bersih, dan berkelanjutan.
Penanganan sampah yang canggih di daerah penyangga ini akan menjadi cerminan keseriusan Indonesia dalam membangun IKN yang benar-benar ramah lingkungan dan masa depan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini