Menko Pratikno: Indonesia Manfaatkan AI untuk Deteksi Tsunami hingga Kebakaran

3 days ago 4

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno memandang Indonesia harus berani melompat jauh dalam memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menghadapi risiko bencana alam.

Menurutnya, teknologi mutakhir ini bisa menjadi kunci penyelamat banyak nyawa di masa depan. Pernyataan tersebut disampaikan Pratikno saat opening ceremony Indonesia Energy & Engineering Series 2025 yang digelar di Gedung Pusat Niaga (GPN) JIExpo Kemayoran, Rabu (10/9/2025).

Dengan adanya pengembangan sistem AI, Pratikno membayangkan teknologi mampu mendeteksi potensi tsunami lebih awal, bahkan beberapa jam sebelum kejadian. AI akan bekerja dengan menganalisis data besar (big data) dari berbagai sumber, seperti sensor seismik, satelit, data geologi dasar laut, hingga pola perubahan tekanan air laut.

Baca juga: Pemerintah Bakal Manfaatkan AI untuk Hasilkan Keputusan Berbasis Data

Dengan kemampuan itu, sistem bisa memberikan peringatan dini lebih cepat dan akurat.

“Mungkin beberapa tahun lagi kita bisa mengembangkan, advance artificial intelligence system yang bisa men-tracking tsunami beberapa jam sebelum terjadi. Jadi kalau itu bisa terjadi, kita bisa banyak sekali menyelamatkan kehidupan,” ujar Pratikno saat ditemui di Gedung Pusat Niaga JIExpo Kemayoran.

Tak hanya itu, sistem berbasis AI dapat dipasang di daerah pesisir sehingga masyarakat mendapat peringatan dini untuk melakukan evakuasi.

Tak hanya tsunami, AI juga berpotensi mendeteksi kebakaran hutan atau bencana alam lainnya lebih cepat, sekaligus memberikan panduan kepada warga tentang langkah-langkah evakuasi.

“Saya kira penting kita kembangkan AI. Jika ini bisa dilakukan, ini akan sangat membantu. Jadi kita sama-sama mengembangkan ini secara resiliensi,” paparnya.

Pratikno mengingatkan, sejarah panjang bencana di Indonesia harus menjadi pelajaran. Ia menyinggung tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang mencapai ketinggian 26 meter dan merenggut lebih dari 170.000 jiwa.

Peristiwa itu, kata dia, menjadi salah satu bencana terbesar dalam sejarah Indonesia dan meninggalkan luka mendalam.

Baca juga: CEO 18 Tahun Raup Rp 21 Miliar per Bulan dari Aplikasi AI Pelacak Kalori

Selain tsunami, ia juga menyinggung banjir hebat sambut warga Jakarta, Tangerang, dan Bekasi pada 2020 silam, buntut dari hujan yang tak kunjung berhenti mengguyur berjam-jam

Sebagai negara yang paling lengkap data bencananya, Indonesia bisa menjadi laboratorium hidup untuk inovasi mitigasi bencana.

“Posisi kita di Cincin Api jangan dilihat sebagai kutukan, tetapi sebagai kesempatan yang luar biasa. Indonesia adalah negara yang paling lengkap data bencananya, dari berbagai macam jenis bencana. Kita memiliki masyarakat yang sudah terbiasa menghadapi bencana,” bebernya.

Ia menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat infrastruktur, tata kelola, serta berinovasi melalui teknologi agar masyarakat lebih tangguh.

“Kita, di Kementerian Koordinator Bidang PMK, berusaha keras. Kita harus benar-benar mengurangi risiko, tangguh menghadapi bencana, tangguh hidup normal, dan lebih baik,” pungkasnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |