KOMPAS.com - Minyak goreng menjadi bahan utama dalam banyak masakan Indonesia, terutama untuk menggoreng.
Namun, sering kali minyak yang sudah dipakai tidak langsung dibuang, melainkan disimpan untuk digunakan kembali. Pertanyaannya, seberapa sering minyak goreng aman dipakai ulang?
Minyak bertemperatur tinggi lebih sehat
Chef Ragil Imam Wibowo, sosok yang kerap mengangkat kekayaan gastronomi Nusantara, menjelaskan bahwa minyak dengan titik panas (smoke point) tinggi lebih baik digunakan jika ingin dipakai ulang.
“Minyak goreng bertemperatur tinggi kalau buat saya memang jauh lebih sehat karena serapan minyaknya ke makanan lebih sedikit,” kata Chef Ragil kepada Kompas.com (18/8/2025).
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Bau Ikan di Minyak Goreng Bekas, Salah Satunya Pakai Serai
Beberapa contoh minyak dengan temperatur tinggi adalah minyak kacang, minyak kelapa sawit, minyak kanola, minyak zaitun, dan minyak jagung. Selain lebih stabil, minyak jenis ini tidak cepat berubah warna saat digunakan.
Batas maksimal pemakaian minyak goreng
Meski lebih tahan lama, Chef Ragil menegaskan bahwa minyak goreng sebaiknya tidak digunakan lebih dari tiga kali.
“Selama warna minyaknya masih proper, masih kuning kecoklatan, tidak sampai hitam,” ujarnya.
Shutterstock Wajan berisi minyak panas.
Namun, bahan makanan juga berpengaruh pada kualitas minyak. Menggoreng ikan atau ayam, misalnya, lebih cepat membuat minyak kotor. Karena itu, bahan-bahan tersebut biasanya digoreng terakhir.
Tips menyaring minyak goreng bekas
Agar minyak tidak cepat menghitam, Ragil menyarankan untuk menyaring minyak sebelum disimpan. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
- Menggunakan kertas penyaring minyak.
- Memanfaatkan wadah khusus yang dilengkapi saringan.
- Menggunakan nasi putih.
- Metode terakhir cukup unik: nasi putih yang sudah dikukus dibentuk kepalan, lalu dimasukkan ke minyak panas. Kotoran halus yang tidak tersaring dengan alat akan menempel pada nasi tersebut.
Baca juga: Awas Wastafel Mampet! Begini Cara Buang Sisa Minyak Goreng yang Aman Menurut Chef
Chef Ragil mengingatkan bahwa meski minyak bertemperatur tinggi harganya lebih mahal, kesehatan tetap menjadi pertimbangan utama.
“Kalau dari segi harga memang lebih mahal, tapi kalau saya mikirnya, sehat kan lebih mahal lagi,” katanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini