JAKARTA, KOMPAS.com – Musim hujan yang kerap menimbulkan banjir bisa membawa masalah besar bagi kendaraan. Mobil yang terendam air, baik di jalan maupun saat terparkir, berisiko mengalami kerusakan serius.
Namun, tingkat kerusakan pada mobil bertransmisi manual dan matik ternyata tidak sama.
Menurut Lung Lung, pemilik bengkel Dokter Mobil, mobil matik lebih rentan mengalami kerusakan jika terendam banjir dibanding mobil manual.
Baca juga: Apakah Bisa Bayar Pajak Kendaraan 5 Tahunan Tanpa BPKB Asli?
"Kalau mobil manual, biasanya masalah yang muncul ada di kopling karena bisa selip saat kemasukan air. Tapi kalau matik, kerusakannya bisa lebih kompleks karena sistem hidrolik dan modul elektronik di transmisinya sangat sensitif terhadap air," kata Lung Lung kepada Kompas.com, Jumat (11/9/2025).
Gardaoto Kampas kopling mobil mulai aus.
Ia menjelaskan, air yang masuk ke oli transmisi matik bisa membuat gesekan tidak maksimal, bahkan berpotensi merusak komponen penting seperti torque converter dan valve body.
KOMPAS.com/Gilang Perbaikan transmisi mobil matik di bengkel Domo Transmisi, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sementara itu, pada mobil manual, kerusakan umumnya lebih sederhana. Biasanya cukup dilakukan penggantian kampas kopling atau oli transmisi untuk mengembalikan performa kendaraan.
Lung Lung mengingatkan agar pemilik mobil tidak memaksa menyalakan mesin setelah terendam.
Starter paksa bisa menyebabkan water hammer, yaitu masuknya air ke ruang bakar hingga membuat piston bengkok.
Baca juga: Waspada Macet Cibubur, Hari Terakhir Jambore Pramuka Muslim Sedunia
"Kalau sudah water hammer, bukan hanya oli yang tercampur air, tapi kerusakan mesin bisa sangat parah sampai harus overhaul," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini