NASA Temukan Tanda-tanda Kehidupan dalam Batuan Sungai Kuno di Mars

2 hours ago 1

KOMPAS.com - Ilmuwan NASA berhasil mengidentifikasi adanya tanda-tanda kehidupan pada bebatuan yang ditemukan di planet Mars.

Sampel batuan tersebut dikumpulkan oleh robot penjelajah Perseverance dari dasar sungai kering purba yang berusia 350 juta tahun dan diketahui memiliki tanda-tanda potensial kehidupan mikroba di dalamnya.

Sungai kering purba tersebut berada di Kawah Jezero, Mars. Batuan di sana diketahui menyimpan jejak proses yang mungkin terkait dengan kehidupan mikroba purba.

Administrator NASA, Sean Duffy mengatakan, ini menjadi temuan terdekat yang pernah dicapai astronom dalam menemukan kehidupan di Mars.

Ia menyebut bahwa identifikasi potensi biosignature di Planet Merah tersebut merupakan penemuan yang inovatif dan akan memajukan pemahaman tentang planet tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Benda Mirip Helm Tempur di Mars, dari Mana Asal Usulnya?

Temuan batu berbintik

Dikutip dari ABC, Kamis (11/9/2025), dalam konferensi pers yang diselenggarakan pada Rabu (10/9/2025), NASA mengungkapkan sampel batuan yang diberi nama Sapphire Canyon yang dikumpulkan dari sebuah batu bernama Cheyava Falls.

Batu tersebut berbentuk mata panah berukuran sekitar 1 meter kali 60 cm, dan mengandung bintik-bintik berwarna yang mungkin telah ditinggalkan oleh kehidupan mikroba.

Fox menuturkan, batu berbintik macan tutul itu belum pernah terlihat sebelumnya di permukaan Mars. 

"Terdapat kemungkinan zat atau struktur dalam batu tersebut yang mungkin memiliki asal usul biologis. Itu semacam tanda sisa dan bukan dari kehidupan itu sendiri," kata Administrator Asosiasi Direktorat Misi Sains NASA, Nicky Fox.

Baca juga: Potongan Meteorit Mars Terbesar Terjual Rp 86 Miliar dalam Lelang Bergengsi di New York

Kandungan yang mirip dengan zat di Bumi

Para ilmuwan di Caltech dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) menggunakan detektor kimia organik wahana untuk menganalisis bintik-bintik.

Mereka menemukan zat besi, fosfor, dan sulfur yang tersusun dalam pola yang konsisten dengan mineral seperti vivianit (besi fosfat terhidrasi) dan greigit (besi sulfida) yang berpotensi terbentuk oleh kehidupan purba.

NASA menyatakan, vivianit sering ditemukan di Bumi, yakni di sekitar bahan organik yang membusuk, di sedimen, dan rawa gambut.

Sementara itu, Greigit diproduksi oleh beberapa bentuk kehidupan mikroba di planet kita.

"Di Bumi, mineral-mineral ini seringkali merupakan produk sampingan dari metabolisme mikroba yang mengonsumsi bahan organik dan menghasilkan mineral-mineral ini sebagai hasil dari reaksi tersebut," kata Ilmuwan planet di Stony Brook University, Joel Hurowitz, yang juga terlibat dalam proyek tersebut.

Baca juga: Batu Mars Terbesar di Bumi Akan Dilelang, Diperkirakan Capai Rp 64,7 Miliar

Ditemukan dari batu termuda

Penemuan tersebut dirilis dalam jurnal Nature pada Rabu (10/9/2025) dalam artikel jurnal ilmiah yang ditinjau sejawat.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |