Nasib Kapal Induk Thailand: Lebih Banyak Menganggur, Boros, Berakhir Jadi Obyek Wisata

2 hours ago 3

KOMPAS.com - Rencana TNI AL mengakuisisi kapal induk milik Italia, Giuseppe Garibaldi, yang sudah berusia 40 tahun menjadi sorotan beberapa pihak.

Salah satunya pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie. Ia mengingatkan bahwa rencana menghadirkan Giuseppe Garibaldi tidak semata-mata soal membeli kapal.

TNI AL juga perlu melatih kru kapal induk yang dianalogikan Connie seperti sebuah desa atau kota karena banyaknya awak yang dibutuhkan.

Selain itu, TNI AL juga perlu memikirkan alutsista-alutsista lain, mulai dari kelengkapan kapal frigat, korvet, hingga rudal anti-kapal jarak jauh, karena kapal induk tidak bisa beroperasi sendirian.

“Dia (kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi) bisa jadi batu loncatan pertahanan memang laut, tapi tadi apakah sudah dipedomani ini yang tadi saya sampaikan, apa kapal-kapal pendukungnya dulu, gitu,” ujar Connie kepada Kompas.com, Sabtu (13/9/2025).

“Jadi, ini jangan tiba-tiba pengen punya kapal induk, tapi tadi, kapal selam modernnya cuma satu atau dua, itu juga belum semua jalan, frigat-nya cuma satu atau dua, itu pun juga sering stagnan, misalnya,” tambahnya.

Baca juga: TNI AL Mau Akuisisi Kapal Induk Italia, Connie Bakrie: Bukan Sekadar Beli, tapi Ekosistem

TNI AL perlu belajar dari kapal induk Thailand

Jika TNI AL mampu membawa pulang Giuseppe Garibaldi, kapal induk ini akan menjadi yang pertama di Indonesia.

Namun, TNI AL sebaiknya belajar dari Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang sudah memiliki kapal induk.

Thailand mulai membangun kapal induk pertamanya, HTMS Chakri Naruebet, pada 1992.

Negeri Gajah Putih merancang HTMS Chakri Naruebet dengan model Principe de Asturias, kapal induk AL Spanyol di galangan kapal Bazan.

Dana yang digelontorkan untuk membangun armada raksasa tersebut mencapai 285 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun berdasarkan kurs saat ini.

Dilansir dari Kompas.id, Rabu (12/2/2025), pembuatan HTMS Chakri Naruebet berlangsung selama lima tahun.

Baca juga: Kenapa TNI Berlakukan Hak Lintas Transit untuk Kapal Induk AS USS Nimitz yang Masuk Perairan Indonesia?

Royal Thai Navy baru menerima armada tersebut pada 1997. Kapal lalu diberi nama Chakri Naruebet yang memiliki arti demi kedaulatan Dinasti Chakri.

Untuk diketahui, HTMS Chakri Naruebet dibangun dengan panjang 182,6 meter, lebar 22,5 meter, dan berat 11.485 ton.

Kapal tersebut mampu menampung 62 perwira, 393 pelaut, 146 awak pesawat, beserta 675 personel marinir.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |