Pacu Ekonomi, Menkeu Purbaya Bakal Tarik Dana Pemerintah Rp 200 Triliun dari BI

5 days ago 4

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menarik sebagian kas negara di rekening Bank Indonesia (BI) ke perbankan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, saat ini kas negara yang ada di rekening BI mencapai sekitar Rp 425 triliun-Rp 430 triliun.

Namun, jika uang tunai tersebut hanya diendapkan di bank sentral, maka tidak dapat menggerakkan perekonomian.

Oleh karenanya, pada masa awal jabatannya ini, Purbaya akan menyalurkan sekitar Rp 200 triliun kas negara yang ada di BI itu ke sistem perbankan nasional.

"Saya sudah lapor ke Presiden, 'Pak, saya akan taruh uang ke sistem perekonomian'. Berapa? Saya sekarang punya Rp 425 triliun di BI cash, besok saya taruh Rp 200 triliun," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Menkeu Purbaya Ungkap Penyebab Demo karena Kesalahan Kebijakan Ekonomi

Setelah rapat kerja, Purbaya menjelaskan lebih lanjut, dana ini akan disalurkan ke perbankan melalui rekening pemerintah di bank.

Dengan demikian, perbankan mau tidak mau harus menyalurkan dana tersebut melalui penyaluran kredit agar mereka tidak merugi untuk membayar bunganya.

"Bank akan terpaksa mencari return yang lebih tinggi dari cost-nya, di situlah mulai kredit tumbuh. Jadi saya memaksa mekanisme market berjalan dengan memberi senjata ke mereka. Jadi memaksa perbankan berpikir lebih keras untuk bekerja supaya dapat return yang tinggi," jelasnya kepada wartawan.

Purbaya bilang, jika kebijakan ini berhasil menggerakkan perekonomian, maka kemungkinan cara ini akan terus diulang hingga pemerintah mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang sesuai target.

"Ini percobaan pertama, nanti kita akan berlanjut terus sampai kita lihat ada impact yang signifikan di sistem. Nanti saya akan ngomong dengan Gubernur BI mendukung kebijakan itu," kata dia.

Menurutnya, banyaknya kas negara yang mengendap di rekening BI membuat pertumbuhan ekonomi tidak maksimal beberapa waktu terakhir karena membuat sistem keuangan menjadi kering.

Sementara di sisi fiskal, belanja pemerintah juga melambat sehingga mempengaruhi perputaran uang di masyarakat.

"Sebelumnya sudah kita lihat bahwa sistem finansial kita agak kering, makanya ekonominya melambat. Makanya ya setahun terakhir lah orang susah cari kerja dan lain-lain karena ada kesalahan kebijakan di situ, moneter dan fiskal," ungkapnya.

Baca juga: Menteri Keuangan Purbaya: Banyak PR yang Harus Kita Selesaikan...

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |