JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, beredar isu tarif parkir di Jakarta akan naik. Menurut pakar transportasi, sebaiknya sistem parkir di Jakarta menggunakan sistem berlangganan.
Isu kenaikan tarif parkir mencuat setelah muncul unggahan pada akun Instagram @dishubdkijakarta, belum lama ini. Disebutkan bahwa kebijakan tarif parkir diperlukan untuk menangani kemacetan lalu lintas di Jakarta.
Baca juga: Klarifikasi Gubernur DKI Terkait Kenaikan Tarif Parkir di Jakarta
Ki Darmaningtyas, pengamat transportasi sekaligus Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), mengatakan, secara pendapatan provinsi, parkir di Jakarta masih sangat rendah.
"Kalau menurut hitungan saya, potensi parkir di Jakarta itu bisa Rp 10 triliun. Serendah-rendahnya itu Rp 8 triliun. Sementara, sekarang baru Rp 400 miliaran," ujar Darma, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Darma, banyak kantong-kantong parkir di Jakarta yang tidak dikelola oleh Dinas Perhubungan (Dishub).
Baca juga: Kenaikan Tarif Parkir di Jakarta: Pro dan Kontra
"Usul saya, mending parkir berlangganan. Misalnya, satu hari kalau mobil Rp 5.000, motor mungkin Rp 2.000. Itu bisa sumber pendapatannya jelas DKI," kata Darma.
Dok. Beritajakarta Ilustrasi tempat parkir mobil
"Bisa dibayarkan setahun atau bisa dibayarkan tiap bulan. Kalau di Kuala Lumpur kan begitu. Kalau Anda ke Kuala Lumpur, bawa mobil itu kan parkir gratis," ujarnya.
Darma menambahkan, beberapa kabupaten di Indonesia juga sudah ada yang menerapkan parkir berlangganan, salah satunya Kediri.
Dok.KOMPAS.com/Aska Bagus Aldika suasana area parkir mobil di Stasiun Gambir, Rabu (9/10/2024)
"Kediri itu sudah 12 tahun lalu sudah mempraktikkan parkir berlangganan. Selain Kediri, Lamongan juga," kata Darma.
Dengan parkir berlangganan, maka bawa mobil atau tidak bawa mobil, pemasukan ke pemerintah daerah sudah jelas jumlahnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini