Pakar UGM Ungkap Penanganan Gigitan Anjing Liar di Daerah Endemis Rabies

2 hours ago 1

KOMPAS.com - Dosen Kedokteran Hewan UGM (Universitas Gadjah Mada), drh. Heru Susetya, M.P., Ph.D., mengatakan wilayah pulau Timor memang rawan rabies karena secara historis kental dengan kasus rabies sebelumnya.

Baru-baru ini, di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk di Kota Kupang, sebanyak 130.000 ekor anjing dari 200.000 ekor populasi anjing di Pulau Timor belum divaksinasi.

Sebagai langkah pencegahan, Pemerintah Timor mengupayakan vaksinasi ribuan anjing. Pulau Timor merupakan salah satu daerah yang rawan wabah rabies, banyak daerah lain di Indonesia yang memiliki resiko yang sama apabila belum dilakukan vaksinasi secara masif dan berkelanjutan.

Dari riset yang pernah dilakukan Heru, berbagai wilayah Indonesia digolongkan dalam tiga kategori. Pertama, daerah endemis, yakni wilayah yang masih banyak melaporkan kasus rabies, seperti NTT, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Maluku.

Baca juga: Cerita Duiddo, Lulus S1 Hukum UGM di Usia 20 Tahun

Cakupan vaksinasi pada anjing dan kucing harus ditingkatkan.

Kedua, daerah bebas rabies setelah dilakukan pemberantasan, misalnya DKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Ketiga, daerah bebas rabies secara historis, yaitu wilayah yang sejak awal tidak ditemukan kasus rabies, contohnya Provinsi Bangka Belitung dan sebagian besar Papua.

Menurut Heru, untuk daerah bebas rabies, apalagi yang historis, vaksinasi pada anjing liar tidak lagi diperlukan. Namun, di wilayah endemis, cakupan vaksinasi pada anjing dan kucing harus ditingkatkan.

“Terutama jika banyak hewan dipelihara secara dilepasliarkan,” ujarnya, Jumat (12/9) di kampus FKH UGM dikutip Minggu (14/9/2025).

Heru memerinci rabies sendiri adalah penyakit infeksi akut dan progresif pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies (Lyssavirus).

Baca juga: Gubes UGM Prediksi Sektor Jasa Konstruksi Tumbuh hingga 6 Persen di 2026

Rabies bisa berakibat fatal pada manusia

Penyakit ini dapat menyerang semua mamalia, termasuk manusia, dan hampir selalu berakibat fatal begitu gejala klinis muncul.

Penularan umumnya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing, meski juga bisa melalui kucing, monyet, atau satwa liar sebangsa anjing.

“Dalam kasus yang jarang terjadi, rabies dapat menular lewat udara di gua kelelawar, transplantasi organ dari donor terinfeksi, atau saat memproses daging hewan positif rabies,” tambah Heru.

Jika seseorang tergigit anjing di daerah endemis rabies, Heru mengingatkan penanganan pertama yang wajib dilakukan adalah mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama minimal 15 menit.

Tindakan ini merupakan pertolongan pertama yang sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi virus.

Setelah itu, langkah medis diberikan sesuai kategori luka. Untuk kategori II, yaitu gigitan atau luka ringan tanpa perdarahan, atau jilatan pada kulit yang lecet, korban harus segera mendapatkan vaksin rabies.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |