JAKARTA, KOMPAS.com — Pameran “Dari Mulut ke Arsip” yang digelar di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Jakarta Barat menghadirkan instalasi literasi sejarah yang dirancang khusus untuk anak-anak.
Kurator pameran sekaligus pegiat seni dari komunitas Gudskul, Rifandi Nugroho, mengatakan sengaja membuat instalasi dengan tema permainan anak untuk menarik minat pengunjung muda.
“Karena kan gedung Sudin Pusip Jakbar ini banyak anak-anak kalau siang-siang berada di sini, baca-baca, main juga,” kata Rifandi kepada Kompas.com, Senin (15/9/2025).
Baca juga: Perpustakaan Jakbar Gelar Pameran Arsip dan Seni agar Warga Memahami Sejarah Lokal
Instalasi tersebut berupa permainan ular tangga yang menampilkan nama-nama daerah di Jakarta Barat beserta asal-usulnya.
Setiap kotak papan ular tangga dilengkapi visualisasi agar anak-anak mudah memahami maknanya.
Contohnya, daerah Tambora disebut berasal dari kata Tambeur, yang merupakan alat musik tradisional, dan disertai ilustrasinya.
"Terus ada ini, permainan engklek. Konsepnya desain kayak wilayah Benteng Batavia zaman dulu," kata dia.
Desain kotak engklek dibagi dua, yakni warna merah dengan arsitektur benteng di bagian atas, dan warna hijau sebagai lambang persawahan di luar benteng.
Dia menjelaskan filosofi permainan itu. Dahulu, masyarakat lokal yang berada di luar benteng tidak bisa masuk ke Batavia.
Kini, anak-anak dalam permainan dapat “lompat” ke dalam benteng dengan simbol melempar batu, sehingga belajar sejarah secara interaktif.
Baca juga: Pramono Buka Pameran Kecantikan: Istri Enggak Diajak Sudah Datang Sendiri
Pameran “Dari Mulut ke Arsip: Toponimi dan Keberagaman Jakarta Barat” digelar pada 15-24 September 2025.
Selain instalasi untuk anak-anak, pameran ini menampilkan seni, arsip foto, peta, serta media edukasi audio visual yang menelusuri sejarah daerah-daerah di Jakarta Barat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jakarta Nasruddin Djoko Surjono menyebutkan, pameran ini bertujuan agar masyarakat mengenali sejarah wilayah Jakarta Barat.
“Toponimi ini berkaitannya dengan nama-nama jalan yang ada di Jakarta Barat. Jalan itu merupakan intangible asset, aset yang memiliki latar belakang sejarah panjang di Jakarta,” kata Nasruddin.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini