Para Orangtua di Inggris Ramai-ramai Wariskan Harta Lebih Cepat ke Anak, Ada Apa?

2 hours ago 2

KOMPAS.com - Orangtua kaya di Inggris belakangan ramai-ramai mengalihkan kekayaan mereka kepada anak-anak.

Dilansir The Guardian, Sabtu (13/9/2025), langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi aturan baru pajak warisan (inheritance tax/IHT) yang akan berlaku tahun depan.

Bagi sebagian besar keluarga Inggris, momen ini dianggap sebagai “masa emas” bagi anak-anak orang kaya untuk menerima warisan lebih cepat.

Baca juga: Kronologi Sengketa Warisan Keluarga Konglomerat India Pemilik Sona Comstar

Terkait pajak

Pemicu tren ini adalah kebijakan pemerintah yang mulai April 2026 akan mengenakan pajak sebesar 20 persen atas nilai perusahaan keluarga di atas 1 juta poundsterling (sekitar Rp 22,2 miliar).

Sebelumnya, aset bisnis keluarga yang diwariskan bebas dari pajak.

Menurut situs resmi Pemerintah Inggris, saat ini pajak warisan dibayarkan kepada HM Revenue and Customs (HMRC) oleh pelaksana harta peninggalan.

Ahli waris umumnya tidak perlu membayar langsung, kecuali jika menerima pendapatan dari aset tersebut.

Namun, bila warisan yang diberikan nilainya lebih dari 325.000 poundsterling (sekitar Rp 7,23 miliar) dan pemberi meninggal dalam tujuh tahun setelahnya, maka penerima tetap bisa dikenai pajak.

Dengan aturan baru nanti, beban pajak warisan dinilai akan semakin besar dan berpotensi melemahkan sektor riil.

Baca juga: UNESCO Tambah 26 Situs Warisan Dunia Baru, di Mana Saja?

Strategi keluarga kaya menghadapi pajak

Kondisi ini membuat banyak pemilik usaha bergegas mengatur strategi pewarisan.

Salah satunya John Spencer, Direktur GPS Marine di Kent. Perusahaan miliknya bernilai 20 juta poundsterling (sekitar Rp 444 miliar), yang berarti bisa terkena pajak warisan hingga 4 juta poundsterling (sekitar Rp 88,9 miliar).

Spencer pun memilih membagi saham dengan istrinya serta memberikan aset senilai Rp 22,2 miliar kepada kedua putranya.

Ia mengaku sulit membuat keputusan investasi tanpa memperhitungkan IHT, bahkan terpaksa memangkas karyawan hingga 30 persen karena beban pajak.

Contoh lain datang dari keluarga pemilik dealer mobil bekas Arnold Clark di Glasgow. Mereka melakukan restrukturisasi kepemilikan hanya dua hari sebelum anggaran baru diumumkan.

Saham perusahaan dengan lebih dari 11.000 karyawan itu dialihkan ke sejumlah wali amanat sebagai bagian dari rencana suksesi jangka panjang.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |