BANDUNG, KOMPAS.com - Para pegawai Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo menggelar aksi damai menuntut agar pembukaan kembali tempat eduwisata tersebut.
Ketua Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) Bandung Zoo, Yaya Suhaya, menjelaskan bahwa sudah sebulan lebih sejak 6 Agustus 2025, Bandung Zoo ditutup.
Meski gaji pekerja masih dibayarkan 100 persen dan pakan satwa juga masih terpenuhi nutrisi dan kesehatannya, pihaknya khawatir penutupan operasional berdampak pada stabilitas pengelolaan yang berimbas pada masa depan pegawai dan nasib satwa.
Baca juga: Imbas Dualisme, Pengelolaan Bandung Zoo Diambil Alih Pemkot Bandung?
"Cuma tentunya untuk operasional atau manajemen mungkin itu sangat-sangat berkurang ya karena otomatis tidak ada pemasukan selama penutupan," ucapnya.
Ada sekitar 145 pekerja yang menaruh harapan hidupnya pada Bandung Zoo yang mengandalkan pemasukan pada setiap kunjungan.
"Tapi melihat keadaan seperti ini (ditutup), karena untuk daya operasional itu adalah murni dari pengunjung, otomatis kami sangat khawatir, sangat khawatir," ucapnya.
Masyarakat juga kehilangan salah satu tempat edukasi wisata satwa.
Baca juga: Bandung Zoo Tutup Imbas Konflik Internal, Tanpa Pemasukan, Satwa Terancam
"Adik-adik sekolah juga yang perlu edukasi tentang satwa menjadi terhambat untuk penelitian, atau bahkan berdampak luas juga ke masyarakat. Karena di sini banyak sekali UMKM. Jadi, dengan keberadaan Bandung Zoo ini banyak memberikan manfaat untuk masyarakat luas juga," ucapnya.
Mengingat kekhawatiran para pekerja tersebut, mereka menuntut instansi terkait untuk membuka Bandung Zoo kembali.
"Makanya, kami menuntut kepada Kementerian Kehutanan supaya ini cepat dibuka," katanya.
Baca juga: 3 Bulan Kelola Bandung Zoo, Manajemen Baru Stop Setoran ke Pemkot Bandung
"Pekerja bukan semata-mata hanya mencari uang, upah saja. Kami itu pekerja ingin secara baik atau secara profesional," ujarnya.
"Jadi, dengan penutupan ini, sangat terganggu konsentrasi kami. Mungkin fokus kami akan menjadi berkurang ya dengan kejadian-kejadian seperti ini," ucapnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini