Pelaku Tabrak Lari Lansia di Penjaringan Mengaku Hilang Kendali Saat Mengemudi Mobil

1 month ago 25

JAKARTA, KOMPAS.com - Ivon Setia Anggara (65) pelaku tabrak lari lansia S (82) di Jalan Perumahan Taman Grisenda RW 10, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku hilang kendali saat mengemudi mobil.

Hal itu Ivon sampaikan ketika menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Kamis (11/8/2025).

"Saya dari rumah sehat, di dekat situ (TKP) saya oleng, karena abis operasi mata," jelas Ivon ketika memberikan keterangan dalam sidang.

Baca juga: Saksi Kunci Sebut Pelaku Tabrak Lari Lansia di Penjaringan Kabur Usai Kejadian

Ivon mengaku, menjalani operasi katarak sekitar 40 hari sebelum kejadian.

Ia juga menjalani pemeriksaan secara rutin dan hasilnya bagus.

Oleh karena itu, ia memberanikan diri untuk mengemudi mobil seorang diri.

Di sisi lain, ia mengaku, sudah mahir mengemudi sejak tahun 1990-an.

Namun, ketika menabrak korban, ia mengaku tak sadar dan mengira hanya mengenai tiang.

"Saya enggak begitu paham kalau orang ini ada di tempat atau enggak," ucap dia.

Baca juga: Tabrak Lari Lansia di Penjaringan, Pelaku Klaim Minta Maaf tapi Keluarga Bantah

Oleh karena itu, setelah menabrak sesuatu ia memutuskan untuk meninggalkan TKP begitu saja.

Untuk diketahui, S yang merupakan ayah Haposan ditabrak lari ketika jogging pagi di kompleks rumahnya, Jalan Perumahan Taman Grisenda RW 10, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (9/5/2025).

Saat sedang asyik berjogging di pinggir jalan, tiba-tiba S ditabrak oleh mobil yang dikendarai Ivon dari belakang.

"Terlihat dari rekaman CCTV di kompleks ada beberapa titik, terus begitu dia ditabrak sempat berhenti mobil ini beberapa saat, terus dia jalan," jelas Haposan.

Kemudian, salah satu saksi yang melihat peristiwa itu di tempat kejadian perkara (TKP) langsung menghubungi sekuriti.

Baca juga: Perlawanan Keluarga Korban Tabrak Lari Penjaringan di Meja Hijau

Pihak sekuriti pun mencari keberadaan mobil tersebut dan ternyata sudah terparkir di salah satu area ruko.

Ketika itu, pihak sekuriti meminta keterangan Ivon. Namun, ia mengaku menabrak tiang, bukan S.

Akhirnya, ketua RW setempat pun datang dan meminta Ivon untuk kembali lagi ke TKP.

"Akhirnya, dipaksa untuk datang ke TKP yang lokasinya tidak terlalu jauh. Papah saya sudah tergeletak berdarah-darah dia masih saja berbelit-belit," jelas Haposan.

Akhirnya, S dibawa ke rumah sakit dan langsung dirawat di ruang ICU. Usai dirawat tiga hari, nyawa S justru tak tertolong.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |