Pemkab Pasuruan Tetap Gelar Karnaval Sound meski Menuai Polemik

3 days ago 3

PASURUAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tetap menggelar Pasuruan Sound Carnival meski menuai polemik.

Karnaval sound horeg itu masuk dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-1.096 Kabupaten Pasuruan.

Festival sound bervolume tinggi itu akan digelar selama dua hari, yakni pada Sabtu-Minggu (20-21/9/2025). Bahkan, acara tersebut mendatangkan sound tamu dari luar kota.

"Iya ini kami sudah rapatkan dengan EO (Event Organizer) untuk persiapan pelaksanaanya," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Agus Hari Wibawa pada Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Langgar Aturan, Karnaval Sound Horeg di Banyuwangi Sebabkan Banyak Kerusakan

Agus menjelaskan, Pasuruan Sound Carnival itu akan digelar di lapangan, bukan berkeliling desa.

Rencananya, acara itu akan ditempatkan di Lapangan Turen, Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji.

"Nanti itu sound ditempatkan di lapangan untuk battel atau adu kualitas sound. Bukan keliling," terangnya.

Baca juga: 4 Penjual Miras di Karnaval Sound Horeg, 1 Jadi Tersangka dan Hanya Dijerat Tindak Pidana Ringan

Sedangkan, untuk jumlah peserta yang ikut akan dibatasi, hanya 25 peserta atau pengusaha sound lokal asli Kabupaten Pasuruan. Kemudian, untuk meramaikannya, EO mengundang sound tamu, yakni Brewog Audio, K5 Maksimal dan Kopi Langit Sound.

Terpisah, Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo saat dihubungi Kompas.com menegaskan gelaran acara tersebut sudah dipertimbangkan secara matang. Dia mengakui ada sejumlah warga yang menolak, namun ada juga warga yang mendukung untuk meramaikan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan.

"Iya memang ada yang mendukung ada yang menolak. Semua kami fasilitasi untuk meramaikan hari jadi. Ada hadrah, ada festival sound," terangnya.

Pertimbangan lain untuk tetap menggelar festival sound salah satunya sebagai pengungkit usaha mikro dengan menggelar keramaian.

"Seperti yang dirasakan saat ini, ekonomi yang dirasakan sedang lesu. Salah satunya yakni menggelar kegiatan agar para pengusaha kecil bisa terlibat, PKL atau penjual makanan," tambahnya.

Sebelumnya, rencana Pasuruan Festival Sound mendapat sorotan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasuruan.

Pihaknya menilai, kegiatan parade sound dengan volume tinggi seharusnya tidak dilakukan. Selain menimbulkan banyak dampak negatif, karnaval sound itu bisa menimbulkan efek yang tidak baik terhadap nilai spiritual pada anak-anak.

"Sebenarnya siapa pun sudah tahu efek negatif, kami (MUI) sudah melaksanakan tugas untuk menyampaikan fatwa atau ajakan. Kalau tetap dilaksanakan ya monggo," kata Ketua MUI Kabupaten Pasuruan, KH. Nurul Huda pada Kamis (28/08/2025).

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |