SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal menyekolahkan ketiga anak yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi dari ayahnya.
Korban, BE (16), warga Kecamatan Tenggilis, melarikan diri setelah mengalami kekerasan dari ayahnya, BS.
Dia memutuskan tinggal di gereja yang kerap memberikan bantuan kepada mereka.
Baca juga: 2 Anak Dieksploitasi Ayahnya, Pemkot Surabaya Dampingi Psikologis Mereka
Sementara itu, kedua adiknya, B (7) dan A (4), terpaksa merawat ayahnya yang lumpuh akibat terjatuh dari kamar mandi.
Selain itu, mereka diduga mengalami kekerasan dari pelaku.
"(Bantuan untuk korban) sekolah pasti nomor satu, sekolah berserta kelengkapannya ya," kata Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati, ketika dikonfirmasi, Senin (15/9/2025).
Ida mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk melakukan pengurusan sekolah para korban yang sudah terhenti.
"Pak Yusuf (Kepala Dispendik) sudah langsung intervensi untuk yang anak pertama (BE) itu dikejar paket C setara SMA, karena dia sudah lulus SMP dan tidak melanjutkan lagi," katanya.
"Terus anak yang kedua ini (B) harus masuk SD, kemudian yang paling kecil (A) itu nanti dimasukkan ke PAUD," ujarnya.
Baca juga: 2 Anak di Bawah Umur di Surabaya Dieksploitasi Ayahnya untuk Dapat Bantuan
Kini, anak-anak tersebut berkumpul dan tinggal di gereja yang kerap memberikan bantuan.
Adapun ayahnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur.
"Selama itu ya mereka (korban) mendapatkan pengasuhan yang tidak benar (dari ayahnya). Kemudian tidak berinteraksi dengan pihak luar, dengan lingkungan sekitar, dan sekolah," ujarnya.
"Anak-anak ini memang terkena psikologis, kita mendampingi meskipun sudah dibantu (gereja), kita tetap mendampingi untuk memulihkan kembali psikologisnya begitu," katanya.
Pemkot Surabaya mengevakuasi para anak yang diduga telah mengalami kekerasan dan dimanfaatkan oleh ayahnya untuk mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak.
Kepala DP3APPKB Surabaya, Ida Widayati, awalnya mendapat laporan mengenai seorang pria dengan dua anak, BS, warga Kecamatan Tenggilis, yang hidup dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan.
"Istrinya (BS) sudah lama (perginya), tahunan, 3 sampai 4 tahun lalu. Termasuk anaknya yang pertama itu juga mengalami KDRT," kata Ida ketika dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).
Kemudian, kata Ida, BS mengaku tidak bisa berjalan dan bekerja setelah jatuh dari kamar mandi sekitar setahun yang lalu.
Baca juga: Kejari Jakbar Tunggu 14 Hari Sebelum Pulangkan Korban KDRT Pria Arab Saudi
Padahal, menurutnya, pria itu masih memungkinkan untuk sembuh.
"Bapaknya ini kondisinya sakit, bukan lumpuh, cuma memang kesulitan jalan. Sebetulnya kalau bisa berusaha, tapi ini enggak, anak-anaknya malah dieksploitasi untuk bisa dapat bantuan," ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini