KOMPAS.com - Pengamat sepak bola, Akmal Marhali, menilai pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang Shin Tae-yong (STY).
Menurutnya, hasil laga uji coba FIFA Match Day 2025 kontra Taiwan dan Lebanon menunjukkan performa yang masih naik-turun.
Timnas Indonesia tampil gemilang saat menundukkan Taiwan dengan skor telak 6-0 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (5/9/2025).
Namun, Timnas Idonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 ketika menghadapi Lebanon pada Senin (8/9/2025).
Kedua pertandingan ini menjadi bagian dari persiapan menuju Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di mana Indonesia tergabung bersama Arab Saudi dan Irak.
Baca juga: Gerald Vanenburg Ungkap Pelajaran Penting Usai Timnas Indonesia Tak Lolos ke Piala Asia U23 2026
Hasil Kontras di FIFA Match Day 2025
Akmal Marhali menilai perbedaan hasil tersebut tidak lepas dari kualitas lawan yang berbeda.
Taiwan saat ini berada di peringkat 173 dunia, sementara Lebanon ada di posisi 113 ranking FIFA.
"Di dua pertandingan hasilnya kontras. Ketika kita melawan China Taipei, kita bisa menang dengan skor telak 6-0," ujar Akmal selepas laga melawan Lebanon.
Meski hasil imbang kontra Lebanon terasa mengecewakan, Akmal melihat Timnas Indonesia sudah menunjukkan permainan yang cukup baik.
Hanya saja, ia menyoroti lini depan yang belum tajam.
"Secara permainan, secara tim kita sudah cukup bagus," ucap Akmal. "Cuma ada satu kelemahan yang harus diperhatikan oleh Patrick Kluivert adalah lini depan."
Lini Depan Jadi Pekerjaan Rumah
Baca juga: Timnas Indonesia Dapat Pelajaran untuk Tak Terpancing, Tingkatkan Finishing
Patrick Kluivert sudah mencoba berbagai opsi di lini serang, mulai dari Mauro Zijlstra, Ramadhan Sananta, Marselino Ferdinand, hingga Eliano Reijnders.
KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU Pemain timnas Indonesia Eliano Reijnders usai menjebol gawang Taiwan saat laga FIFA Matchday yang berakhir dengan skor 6-0 berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025) malam.
Kendati demikian, tidak satu pun yang mampu membongkar rapatnya pertahanan Lebanon.
"Betapa Mauro Zijlstra, kemudian juga Ramadhan Sananta, bahkan ketika memasukkan Marselino Ferdinand, Eliano Reijnders, kita tidak bisa membuka pertahanan dari Lebanon," tegas Akmal.
Ia menilai kelemahan di sektor ini akan menjadi ujian besar saat menghadapi tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak di putaran keempat.