PARIS, KOMPAS.com – Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron meminta rumah sakit di Perancis bersiap menghadapi kemungkinan perang di Eropa pada tahun depan.
Arahan ini terungkap melalui surat dari Kementerian Kesehatan Perancis kepada lembaga kesehatan regional, yang bocor ke media lokal.
Dalam surat bertanggal 18 Juli 2025 yang dipublikasikan Le Canard Enchaine, Kementerian Kesehatan menyebut rumah sakit harus menyiapkan dukungan medis untuk “keterlibatan militer besar-besaran” paling lambat Maret 2026.
Baca juga: Wilayah NATO Dibajak Rusia Lagi, Rumania Kerahkan Jet Tempur F-16
Surat itu memperkirakan antara 10.000 hingga 50.000 tentara berpotensi membutuhkan perawatan di rumah sakit selama 10 hingga 180 hari.
“Dalam konteks internasional saat ini, perlu mengantisipasi bentuk dukungan kesehatan dalam situasi konflik berintensitas tinggi,” tulis dokumen tersebut.
Kementerian juga mempertimbangkan mendirikan pusat medis sementara di dekat pelabuhan atau bandara agar para prajurit bisa “dialihkan” ke negara asal mereka bila diperlukan.
Tidak dibantah pemerintah
Menteri Kesehatan Catherine Vautrin tidak membantah isi surat itu ketika ditanya oleh stasiun televisi BFMTV.
“Ini bagian dari persiapan, seperti stok strategis, seperti menghadapi epidemi,” ujarnya. Ia mengingatkan pengalaman pandemi Covid-19 ketika Perancis dinilai tidak siap sama sekali.
“Adalah hal yang sepenuhnya normal bagi negara untuk mengantisipasi krisis dan konsekuensi dari apa yang sedang terjadi. Ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat,” tambah Vautrin.
Baca juga: Giliran Jet Tempur Perancis Dikerahkan Pasca Insiden Drone Rusia di Polandia
Bagian dari langkah kesiapsiagaan nasional
Bulan-bulan sebelumnya, pemerintah Perancis juga telah merilis rencana untuk mengirimkan “buku panduan bertahan hidup” setebal 20 halaman ke setiap rumah tangga.
Buku tersebut berisi instruksi menghadapi “ancaman yang akan datang”, baik berupa bencana alam, krisis kesehatan, maupun perang.
Panduan itu menyarankan masyarakat menyiapkan “kotak bertahan hidup” yang terdiri dari enam liter air minum, 10 kaleng makanan, senter, baterai, serta obat-obatan dasar seperti larutan garam, perban, dan parasetamol.
Salah satu bagian bahkan menganjurkan agar pintu ditutup rapat jika terjadi kecelakaan nuklir.
Ketegangan di Eropa
WOJTEK RADWANSKI Polisi dan tentara memeriksa kerusakan rumah yang hancur akibat puing-puing pesawat nirawak Rusia yang ditembak jatuh di desa Wyryki-Wola, Polandia timur, pada 10 September 2025. Pertahanan udara NATO membantu melawan pesawat nirawak yang memasuki wilayah udara Polandia semalam, dan kepala aliansi Mark Rutte sedang menghubungi Warsawa, ujar seorang juru bicara NATO, Rabu. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, Rabu, mengatakan bahwa pelanggaran wilayah udara Polandia oleh beberapa pesawat nirawak Rusia semalam merupakan provokasi besar yang ditujukan kepada anggota Uni Eropa dan NATO tersebut.
Kebijakan ini muncul di tengah memanasnya situasi keamanan Eropa akibat perang Rusia–Ukraina yang belum mereda, serta meningkatnya diskusi tentang peran NATO di kawasan.
Dalam pekan ini, drone Rusia bahkan melanggar wilayah udara Polandia dan terbaru Rumania.
Pada insiden di Polandia, jet tempur Warsawa berhasil menembak jatuh drone Rusia hingga mengenai rumah warga.
Beberapa negara, seperti Belanda dan Perancis bahkan mengirimkan jet tempurnya untuk bersama-sama menjaga wilayah udara Eropa dari ancaman Rusia.
Baca juga: Jet Tempur NATO Tembak Jatuh Drone Rusia di Polandia, Moskwa Disebut Bisa Picu Perang
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini