TOKYO, KOMPAS.com - Japan Airlines (JAL) secara terbuka menyampaikan permintaan maaf setelah insiden pilot mabuk menyebabkan delay atau keterlambatan tiga penerbangan pada 28 Agustus 2025.
Presiden JAL Mitsuko Tottori menyampaikan penyesalan mendalam dalam konferensi pers pada Rabu (11/9/2025).
"Kami menanggapi situasi ini dengan sangat serius karena insiden ini terjadi meskipun langkah-langkah pencegahan sudah diberlakukan sejak Desember lalu," kata Tottori.
Baca juga: Ratusan Pilot Jerman Ketiduran Saat Terbang, Kelelahan Kerja Makin Parah
Peristiwa bermula ketika seorang pilot JAL meminum alkohol berlebihan saat berada di Hawaii, Amerika Serikat (AS), sehingga tidak bisa mengoperasikan penerbangan ke Nagoya, Jepang, keesokan harinya.
Akibatnya, tiga penerbangan tertunda, termasuk satu penerbangan yang mundur hingga 18 jam, sebagaimana dilansir AFP.
Pada hari yang sama, Chief Safety Officer JAL Yukio Nakagawa dipanggil oleh Kementerian Transportasi Jepang.
Ia menundukkan kepala dalam-dalam di depan awak media saat menerima surat peringatan tertulis dari pejabat kementerian.
Baca juga: Japan Airlines Delay 18 Jam akibat Pilot Mabuk Sebelum Terbang
Insiden tersebut menjadi kali kedua JAL mendapat peringatan dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Pada Desember 2024, dua pilot maskapai tersebut juga diketahui mengonsumsi alkohol sebelum penerbangan dari Melbourne ke Narita, yang menyebabkan keterlambatan tiga jam.
Sejak kasus itu, JAL melarang konsumsi alkohol bagi awak kokpit selama masa dinas di luar negeri. Namun, aturan tersebut terbukti belum cukup efektif.
Menteri Transportasi Jepang Hiromasa Nakano menyayangkan berulangnya kasus serupa.
Baca juga: Pilot Sakit, Pesawat Delta Belok Sejauh 3.200 Km
"Fakta bahwa insiden seperti ini terus terulang menunjukkan perusahaan gagal mendidik setiap karyawan secara menyeluruh tentang pentingnya keselamatan," ujarnya.
"Hal ini sangat disayangkan," tambahnya.
Kasus pilot mabuk bukan pertama kali menimpa JAL. Pada 2018, seorang pilot maskapai itu ditangkap di Inggris karena hampir 10 kali melebihi batas legal kadar alkohol dalam darah sesaat sebelum penerbangan.
Baca juga: 5 Negara Ini Punya Jet Tempur Canggih, tapi Tak Punya Pilot
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini