Pimpinan Pesantren di Palopo Buka Suara soal Pembina Tampar Santri: Kami Akui dan Mohon Maaf

2 hours ago 2

PALOPO, KOMPAS.com – Pimpinan Pondok Pesantren Modern Datok Sulaiman (PMDS) Putra Palopo, Sudarwin Tuo, buka suara terkait video viral yang memperlihatkan seorang direktur pesantren menampar santri.

Sudarwin mengakui peristiwa itu terjadi dan menyampaikan permohonan maaf atas tindakan kekerasan yang disebutnya sebagai "teguran yang keliru".

Baca juga: Minibus Angkut Rombongan Santri Terguling di Madiun, Tujuh Orang Luka-luka

Menurut Sudarwin, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (13/9/2025) setelah kegiatan belajar Al-Qur’an usai shalat Subuh.

Dalam kegiatan tersebut, seorang pengurus pesantren sekaligus Direktur PMDS Putra, berinisial S, menampar seorang santri kelas IX SMP bernama Adly Syahlan Saputra.

“Kami akui peristiwa itu terjadi, namun perlu dipahami, kejadian bermula saat kegiatan rutin belajar Al-Qur’an. Setelah itu ada teguran yang disampaikan oleh pengurus pesantren kepada salah satu santri. Sayangnya teguran tersebut dilakukan dengan cara yang keliru, yakni menampar,” kata Sudarwin kepada Kompas.com, Selasa (16/9/2025).

Sudarwin menambahkan, pihak pesantren langsung mengambil langkah penanganan setelah kejadian itu. Santri yang menjadi korban dipastikan dalam kondisi sehat dan tetap mengikuti kegiatan belajar seperti biasa.

“Tidak ada luka fisik serius. Kami juga sudah memastikan santri yang bersangkutan dalam keadaan baik. Orang tua korban juga sudah kami temui untuk memberikan penjelasan,” ucapnya.

Baca juga: Santri Penghafal Quran di Tarakan Belajar Melantai karena Kursinya Digasak Pencuri

Bentuk Tim Khusus

Lebih lanjut, Sudarwin menjelaskan bahwa pihak yayasan bersama pengurus pesantren telah membentuk tim khusus untuk mengevaluasi dan menyelidiki peristiwa ini.

“Tim ini terdiri dari pimpinan yayasan, para ustaz, serta tokoh pesantren. Kami ingin memastikan adanya langkah perbaikan dan pendampingan, baik terhadap korban maupun terhadap pengurus yang melakukan tindakan tersebut,” ujarnya.

Ia menegaskan, pesantren yang sudah puluhan tahun berdiri itu berkomitmen menjaga proses pendidikan santri tetap kondusif dan jauh dari kekerasan.

“Kami sangat menyesalkan peristiwa ini. Prinsip kami, pendidikan di pesantren harus menekankan keteladanan, bukan kekerasan. Ini jadi evaluasi serius bagi kami semua,” tutur Sudarwin.

Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, khususnya orang tua santri, atas kejadian tersebut.

“Kami mohon maaf dan berterima kasih atas perhatian serta masukan dari berbagai pihak. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” pungkasnya.

Baca juga: Oknum Pembina Pesantren di Palopo Diduga Tampar Santri dan Qori Cilik

Dua Laporan Polisi

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Syahrir, menjelaskan pihaknya menerima dua laporan terkait insiden terhadap santri. Laporan pertama dibuat oleh MKh (14), seorang qori dari luar pesantren, pada Sabtu (13/9/2025).

Sedangkan laporan kedua dilakukan oleh AS (16), santri PMDS Putra, pada Minggu (14/9/2025).

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |