SAMARINDA, KOMPAS.com – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda kembali menetapkan tersangka baru dalam kasus bom molotov yang ditemukan di Kampus FKIP Prodi Sejarah Universitas Mulawarman (Unmul) pada 31 Agustus 2025 lalu.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menyebut, tersangka ketujuh berinisial S.E.L alias Erik (40), seorang alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Unmul angkatan 2000 yang lulus pada 2005.
“Pada Jumat (12/9/2025), tim Jatanras Polresta Samarinda bersama Subdit Jatanras Polda Kaltim berhasil menangkap tersangka ketujuh, S.E.L alias Erik, di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu,” kata Hendri Umar saat konferensi pers di Mapolresta Samarinda, Senin (15/9/2025).
Baca juga: Pelaku Pelemparan Molotov Pos Polisi di Yogyakarta Ternyata Residivis, Sudah 3 Kali Dipenjara
Menurut Hendri, Erik diduga menjadi salah satu aktor intelektual sekaligus pendana dalam perencanaan bom molotov yang akan digunakan menjelang aksi unjuk rasa 1 September 2025 di Gedung DPRD Kaltim.
“Dia berperan merencanakan bersama pelaku lain, membiayai pembelian bahan-bahan, sekaligus ikut membeli langsung kebutuhan seperti pertalite, botol bekas, kain, hingga dirigen. Bahkan kendaraan yang digunakan untuk membeli bahan-bahan itu dipinjamkan oleh Erik dari temannya,” jelas Hendri.
Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam tersangka dalam kasus ini. Empat di antaranya adalah mahasiswa Prodi Sejarah FKIP Unmul berinisial F (20), MH alias R (20), MAG alias A (20), dan AR alias R (21), yang diduga merakit bom molotov.
Baca juga: Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua tersangka lainnya, N dan L, ditangkap di Samboja, Kutai Kartanegara, dan disebut sebagai aktor intelektual yang menyuruh mahasiswa membuat bom tersebut.
“Dengan tertangkapnya Erik, berarti sudah ada tujuh tersangka yang diamankan. Saat ini dua tersangka lain masih dalam pengejaran,” ujar Hendri.
Kasus ini masih terus didalami untuk mengungkap motif dan jaringan di balik rencana peledakan bom molotov tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini