DOHA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mendesak Hamas agar memberikan respons positif terhadap proposal gencatan senjata baru dari Amerika Serikat (AS).
Melansir CNN pada Selasa (9/9/2025), Sheikh Mohammed menyampaikan hal tersebut kepada kepala negosiator Hamas Khalil Al-Hayya dalam pertemuan di Doha pada Senin (8/9/2025).
Hamas mengonfirmasi pada Minggu (7/9/2025) malam bahwa mereka telah menerima usulan dari AS yang mencakup “beberapa gagasan” menuju tercapainya gencatan senjata komprehensif.
Baca juga: Serangan Israel di Qatar Langgar Aturan Internasional
Israel mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan proposal tersebut dengan serius.
Menurut seorang pejabat Israel, proposal itu menyerukan pembebasan 48 sandera pada hari pertama gencatan senjata.
Sebagai gantinya, sumber yang mengetahui isi kesepakatan menyebut Israel akan membebaskan “ribuan” tahanan Palestina.
Berdasarkan rancangan itu, Israel dan Hamas akan memulai negosiasi segera untuk mengakhiri perang secara menyeluruh.
Pertempuran tidak akan dilanjutkan selama pembicaraan berlangsung, dengan Presiden AS Donald Trump memastikan gencatan senjata tetap berlaku.
Baca juga: Qatar Akan Bertindak Usai Israel Serang Pemimpin Hamas di Doha
Pro-kontra terhadap proposal AS
Hamas menegaskan mereka mendukung proposal yang dapat mengakhiri perang secara menyeluruh dengan imbalan pembebasan sandera.
Meski demikian, salah satu anggota biro politik Hamas, Basem Naim, mengkritik inisiatif terbaru AS.
“Yang ditawarkan adalah ‘perdamaian yang memalukan’ atau kelanjutan perang,” tulis Naim di akun Telegram resminya pada Senin.
“Gerakan Hamas dan faksi perlawanan tertarik untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang. Namun, kami tidak akan menandatangani dokumen penyerahan yang memalukan, dan tidak ada kaisar dalam kepemimpinan Hamas seperti Hirohito di Jepang,” lanjutnya.
Hostages and Missing Families Forum menyebut proposal AS sebagai sebuah “terobosan nyata”.
Baca juga: Israel Serang Pimpinan Hamas di Qatar, Dentuman Terdengar di Doha
“Kami menyerukan kepada Pemerintah Israel untuk menyatakan dukungan tanpa syarat terhadap kesepakatan yang sedang terbentuk dan memberikan dukungan penuh kepada Presiden Trump hingga setiap sandera kembali ke rumah,” demikian pernyataan forum tersebut.
Sementara ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memberikan tanggapan terkait proposal AS yang baru untuk gencatan senjata.
Bahkan, selama berminggu-minggu lalu, Netanyahu juga belum memberikan tanggapan atas usulan gencatan senjata yang diajukan Qatar dan Mesir, meski Hamas sudah menerimanya.
Proposal itu mencakup gencatan senjata 60 hari dengan imbalan pembebasan 10 sandera hidup dan 18 sandera yang telah meninggal, serta pelepasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel.
Namun, Netanyahu disebut tiba-tiba mengubah sikap dengan menuntut kesepakatan komprehensif yang memenuhi tuntutannya secara maksimal.
Baca juga: 1.300 Lebih Artis Dunia Boikot Institusi Film Israel, Ini Alasannya
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini