Raja Charles Vs Trump: Perbedaan Gaya Kepemimpinan, Nilai, dan Pandangan Politik

2 hours ago 1

KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikenal blak-blakan dalam berbicara, sementara Raja Charles III identik dengan sosok yang tegas sekaligus vokal dalam isu lingkungan hidup.

Perbedaan gaya kepemimpinan itu membuat pertemuan keduanya di Inggris pekan ini terasa unik.

Trump, yang kini berusia 79 tahun, kerap mengungkapkan kekagumannya pada keluarga kerajaan Inggris.

Baca juga: Trump: Tersangka Pembunuh Charlie Kirk Ditangkap, Hukuman Mati Menanti

Ia menyebut dirinya penggemar berat keluarga kerajaan yang secara tradisional bersikap netral dalam politik.

“Saya telah mengenal banyak anggota keluarga. Mereka orang-orang yang sangat hebat,” kata Trump saat berkunjung ke dua resor golf miliknya di Skotlandia, Juli lalu, dikutip dari AFP pada Senin (15/9/2025).

Raja Charles, yang berusia 76 tahun, juga memiliki kesamaan dengan Trump. Keduanya sama-sama kaya, pernah bercerai, dan memiliki keterikatan dengan Skotlandia. Ibu Trump lahir di Pulau Lewis, sementara Charles kerap menghabiskan waktu libur di kawasan tersebut.

Namun, kesamaan itu tampaknya berhenti di situ. Trump bahkan mengakui perbedaan pandangan dengan sang raja. “Saya pikir dia pria yang sangat baik, kami rukun, dia sedikit lebih mendukung pembatasan lingkungan daripada saya,” ujarnya kepada GB News tahun lalu.

Perbedaan pandangan

Perhatian Raja Charles terhadap isu lingkungan sudah lama dikenal. Ia aktif menyuarakan pentingnya menjaga kelestarian alam, sebuah isu yang justru tidak terlalu diutamakan oleh Trump.

Perbedaan pendapat keduanya juga tampak dalam isu geopolitik. Pada awal Maret 2025, Charles menerima Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Sandringham, hanya beberapa hari setelah Trump menegur Zelensky secara terbuka di Gedung Putih. Kehadiran Charles dipandang sebagai bentuk dukungan simbolis bagi Ukraina.

Dalam kesempatan lain, Charles menegaskan pentingnya kedaulatan Kanada setelah Trump sempat melontarkan gagasan menjadikan negara itu sebagai negara bagian ke-51 Amerika Serikat.

Baca juga: Telepon Trump ke Netanyahu: Serangan Israel di Qatar Tidak Bijak

“Demokrasi, pluralisme, supremasi hukum, penentuan nasib sendiri, dan kebebasan adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat Kanada, dan nilai-nilai yang ingin dilindungi oleh pemerintah,” kata Charles dalam pidato pembukaan parlemen Kanada pada Mei lalu.

Kunjungan tersebut dilakukan Charles hanya sehari penuh di tengah proses pengobatan kanker yang masih dijalaninya.

Peran agama

Sebagai kepala Gereja Inggris, Charles berupaya menjaga keberagaman agama di Britania Raya. Perwakilan dari berbagai agama besar hadir dalam penobatannya pada Mei 2023. Pada awal 2025, Charles juga meresmikan sayap Raja Charles III di Pusat Studi Islam Oxford.

Trump, di sisi lain, dibesarkan dalam keluarga Presbiterian seperti ibunya. Namun pada 2020, ia menyatakan kini lebih mengidentifikasi diri sebagai Kristen non-denominasi.

Ia kerap menekankan perannya sebagai pelindung nilai-nilai Yahudi-Kristen yang diwariskan para pendiri bangsa AS.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |