KOMPAS.com – Saham raksasa teknologi Oracle melonjak hampir 40 persen pada Rabu (10/9/2025), setelah perusahaan melaporkan peningkatan permintaan signifikan untuk layanan cloud yang digunakan perusahaan artificial intelligence (AI).
Dilansir dari Reuters, saham Oracle ditutup naik 39,7 persen ke level tertinggi sepanjang sejarah, yakni 339,69 dollar AS.
Lonjakan ini menjadi kenaikan harian terbesar sejak 1992, sekaligus menambah sekitar 278 miliar dollar AS ke valuasi pasar Oracle.
Jika tren ini bertahan, valuasi perusahaan akan mencapai 948 miliar dollar AS—mendekati “klub 1 triliun dollar”.
Baca juga: Wall Street Menguat, Saham Oracle Dongkrak Kinerja Indeks S&P 500
Dorongan dari Lonjakan Permintaan AI
Pertumbuhan Oracle didorong gelombang investasi besar-besaran di sektor AI.
Perusahaan seperti OpenAI dan xAI dikabarkan berlomba mengamankan kapasitas komputasi berskala masif untuk menopang teknologi mereka, dengan nilai belanja mencapai ratusan miliar dollar setiap tahun.
“Dalam beberapa bulan ke depan, kami berharap dapat menandatangani beberapa pelanggan tambahan dengan kontrak multi-miliar dollar, dan RPO (Remaining Performance Obligation) kemungkinan akan melampaui setengah triliun dollar,” kata CEO Oracle Safra Catz.
Oracle melaporkan empat kontrak bernilai miliaran dollar dari tiga klien pada kuartal yang berakhir Agustus 2025, menunjukkan meningkatnya ketergantungan industri terhadap layanan cloud perusahaan.
Baca juga: Oracle Siap Bangun Server Cloud di Malaysia, Investasi Rp 99 Triliun
Menyaingi Pemain Besar Cloud
Saat ini, pasar cloud computing masih didominasi Microsoft, Amazon Web Services (AWS), dan Google Cloud dengan pangsa gabungan 65 persen.
Oracle bersama Alibaba, CoreWeave, dan penyedia lainnya masih berada di lapisan kedua.
Namun, Oracle mulai mengejar lewat kerja sama strategis.
Perusahaan ini sudah menjalin kemitraan dengan Amazon, Microsoft, dan Alphabet (induk Google) agar pelanggan cloud mereka bisa menggunakan Oracle Cloud Infrastructure (OCI) bersamaan dengan layanan asli masing-masing.
Menurut Reuters, pendapatan dari kolaborasi tersebut melonjak lebih dari 16 kali lipat pada kuartal pertama tahun ini.
Baca juga: Kalahkan Jeff Bezos, Larry Ellison Kokoh di Peringkat Kedua Orang Terkaya Dunia
Ben Reitzes, analis di Melius Research, menilai kontribusi dari kerja sama besar dengan perusahaan AI semakin mengerek prospek Oracle.
“Yang penting di sini adalah angka ini kini mencakup kontribusi dari proyek Stargate dan dua pemain AI besar lainnya, yang berarti pendapatan setelah 2026 bisa jauh lebih tinggi,” ujarnya.