DENPASAR, KOMPAS.com - Musibah banjir yang melanda sejumlah kawasan di Bali juga menimpa Saimah (27) dan Hendra (38), mereka sebagian warga yang mengungsi ke Posko Bencana Banjir Banjar Tohpati Kertalangu Denpasar, Kamis (11/9/2025).
Saimah mengungsi tidak hanya berdua, namun kedua kedua anaknya yang berusia 6 tahun dan 4 bulan juga ikut di pengungsian.
Saimah menuturkan awal mulanya ia dan keluarga kecilnya bisa terkena musibah banjir di kos tempat mereka tinggal yang beralamat di Jalan Siulan, Denpasar.
Baca juga: Sumbang 44 Persen Devisa Nasional, Koster: Bali Justru Tertinggal dari Malaysia dan Thailand
Saimah menjelaskan banjir terjadi saat ia dan keluarganya sedang tertidur.
Ia tidak sadar jika akan ada banjir besar, meski tahu hujan deras seharian.
Awalnya air mulai masuk ke kamarnya dengan jumlah sedikit.
“Pas pintu dibuka saya kaget air yang besar langsung masuk ke dalam kamar kami."
"Suami langsung gendong anak saya yang umur 6 tahun dan diletakkan di atas kompor karena tempatnya agak tinggi. Di sana anak saya yang umur 6 tahun teriak-teriak ketakutan menangis,” ucap Saimah.
Baca juga: Bali Darurat Banjir, Warga Denpasar Selamatkan 25 Kambing Peliharaan
Selama 5 jam Hendra dan keluarganya di atas plafon menunggu evakuasi dari tim.
Diakuinya cukup lama menunggu dengan rasa khawatir air akan lebih tinggi.
“Dari pukul 02.30 hingga pukul 08.00 kan ada anak-anak kecil. Tidur semua. Saat tahu tak bangunin,” imbuhnya.
Barang-barang di kosnya banyak berisi lumpur.
Dipastikan barang elektronik seperti kulkas dan televisi rusak.
Saimah dan suaminya juga tidak memiliki baju di pengungsian karena semua terendam lumpur di kosnya.
Baca juga: 4 Jenazah Perempuan Korban Banjir di Bali Ditemukan, 3 Belum Teridentifikasi
Akibat dari bencana ini, Hendra suami Saimah yang keseharian sebagai kuli bangunan tak bisa bekerja.