WASHINGTON, KOMPAS.com – Gedung Putih pada Selasa (9/9/2025) menegaskan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak mendukung serangan Israel terhadap Hamas di Doha, Qatar.
Pemerintah AS bahkan menyebut tindakan tersebut tidak sejalan dengan tujuan Washington maupun Tel Aviv.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan hal itu dalam pernyataan resminya.
Baca juga: Qatar Protes AS Telat Beritahu Serangan Israel, Baru Ditelepon Saat Ledakan di Doha
“Menghilangkan Hamas adalah ‘tujuan yang pantas’, tetapi serangan di ibu kota Qatar, Doha, bukan merupakan tujuan Israel maupun Amerika,” ujar Leavitt kepada wartawan.
Ia menambahkan, “Presiden memandang Qatar sebagai sekutu kuat dan sahabat AS, dan merasa sangat menyesal dengan lokasi serangan ini.”
Qatar sebagai sekutu penting AS
Qatar selama ini menjadi rumah bagi pangkalan militer besar AS dan berperan penting dalam memediasi negosiasi antara Israel dan Hamas sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023.
Gedung Putih juga menolak memastikan apakah Israel sempat memberi tahu Washington sebelum melancarkan serangan.
“Pemerintahan Trump diberitahu oleh militer AS bahwa Israel sedang menyerang Hamas,” kata Leavitt.
Namun, ia menolak memberikan detail lebih lanjut ketika berulang kali ditanya bagaimana militer memperoleh informasi itu.
Sebelumnya, seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya hanya mengatakan singkat, “Kami diberi tahu.”
Respons cepat Trump
AFPTV/AFP/JACQUELINE PENNEY Info Israel serang Qatar. Tangkapan layar dari rekaman AFPTV ini menunjukkan asap mengepul setelah ledakan di ibu kota Qatar, Doha, pada 9 September 2025. Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa militer Israel telah melancarkan serangan udara di Doha pada 9 September dalam operasi yang menyasar para pemimpin senior kelompok Palestina, Hamas.
Begitu menerima informasi soal serangan, Trump disebut langsung mengambil langkah diplomatik.
Baca juga: Israel Serang Qatar, Negara-negara Eropa Sebut Pelanggaran Kedaulatan
“Trump segera memerintahkan Utusan Khusus (Steve) Witkoff untuk memberi tahu pihak Qatar mengenai serangan yang akan datang, dan itu telah dilakukan,” kata Leavitt.
Setelah serangan terjadi, Trump berbicara secara terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Netanyahu, menurut Leavitt, “memberi tahu Presiden Trump bahwa ia ingin membuat perdamaian dengan cepat.”
Trump sendiri, lanjutnya, “percaya insiden yang disayangkan ini bisa menjadi peluang menuju perdamaian.”
Dalam panggilannya dengan Sheikh Tamim, Trump juga berupaya menenangkan sekutunya.
“Trump meyakinkan mereka bahwa hal semacam ini tidak akan terjadi lagi di tanah mereka,” ucap Leavitt.
Saat ditanya apakah Trump juga menyampaikan pesan tegas tersebut kepada Netanyahu, Leavitt menjawab bahwa presiden AS telah “sangat menekankan pentingnya perdamaian di kawasan” dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel.
Baca juga: Serangan Israel di Qatar: Pemimpin Hamas Khalil Al Hayya Selamat, Putranya Tewas
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini