KOMPAS.com - Seorang aktivis konservatif, influencer, sekaligus sekutu Presiden Donald Trump, Charlie Kirk ditembak mati di sebuah acara kampus di Utah, Amerika Serikat (AS), Rabu (10/9/2025).
Gubernur Utah, Spencer Cox menyebut peristiwa itu sebagai pembunuhan politik yang dilakukan dari atas atap gedung.
“Hari ini adalah hari yang kelam bagi negara bagian kita. Ini adalah hari yang tragis bagi bangsa kita,” kata Gubernur Utah Spencer Cox, dikutip dari AP News, Kamis (11/9/2025).
“Saya ingin sangat jelas menyatakan bahwa ini adalah pembunuhan politik," tambahnya.
Pihak berwenang belum mengungkapkan identitas orang yang ditahan, motif penembakan, ataupun tuduhan resmi yang dikenakan.
Namun, kondisi penembakan ini kembali menyoroti meningkatnya ancaman kekerasan politik di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Lantas, siapa itu Charlie Kirk?
Baca juga: CDC Peringatkan Ancaman Parasit Berbahaya di AS yang Dibawa Serangga Kissing Bugs
Profil Charlie Kirk
Charlie Kirk adalah salah satu aktivis konservatif dan tokoh media sosial paling terkenal di AS, sekaligus sekutu terpercaya Presiden Donald Trump, dilansir dari BBC.
Lahir di Chicago pada 1993, ia sudah tertarik dengan dunia politik sejak remaja.
Saat masih sekolah menengah, ia menjadi sukarelawan dalam kampanye Senat AS, Mark Kirk dari Partai Republik Illinois.
Pada usia 18 tahun, Kirk ikut mendirikan Turning Point USA (TPUSA), sebuah organisasi mahasiswa yang bertujuan menyebarkan nilai-nilai konservatif di kampus-kampus yang cenderung liberal.
Baca juga: Influencer Pendukung Donald Trump, Charlie Kirk Tewas Ditembak Saat Berpidato
Perannya di TPUSA mulai menonjol setelah Barack Obama terpilih kembali pada 2012. Organisasi tersebut kini telah memiliki cabang di lebih dari 850 kampus.
Kirk dikenal sebagai tokoh yang aktif menggerakkan pemilih muda Partai Republik.
Ia sering menggelar debat terbuka di berbagai universitas, mendorong diskusi tentang isu-isu sensitif, seperti identitas transgender, perubahan iklim, iman, hingga nilai-nilai keluarga.
Media sosial dan podcast hariannya yang memakai namanya sendiri memperluas jangkauannya, menjadikannya salah satu suara konservatif paling berpengaruh di generasinya.
Baca juga: Militer AS Dilaporkan Pernah Gelar Misi Rahasia di Korut yang Tewaskan Warga Sipil