Sinta Nuriyah: Rakyat Harus Berani Bersuara tetapi Jangan Menjarah

3 days ago 3

JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB) sekaligus istri almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah, mengajak masyarakat agar tidak menyerah dalam menghadapi kondisi bangsa saat ini.

Ia menilai rakyat harus tetap kritis dan berani bersuara, meski pemerintah maupun DPR dinilai belum cukup hadir memberikan solusi.

“Bukan berarti harus, kalau saya sendiri tidak tahu, itu terus menyerah begitu saja. Enggak. Tidak boleh seperti itu. Kita juga harus berbuat sesuatu," kata Sinta dalam tayangan Gaspol Kompas.com, dikutip Rabu (10/9/2025).

Baca juga: Sinta Nuriyah Sebut Pencabutan TAP MPR Gus Dur Efektif, Bukan Sekedar Basa-Basi Politik

"Rakyat harus kritis. Harus berani bersuara. Harus mengawal DPR dan pemerintah, tetapi tidak boleh melakukan penjarahan dan mengambil milik orang lain," ujar di melanjutkan.

Menurut Sinta, sikap kritis rakyat menjadi bagian penting untuk melahirkan pemimpin yang jujur dan amanah.

“Dengan melakukan seperti itu artinya kita mengharapkan mereka orang-orang jujur dan amanah. Jadi masyarakat Indonesia yang kita harapkan ya seperti itu," ujar dia.

Baca juga: Mensos Gus Ipul Temui Sinta Nuriyah Wahid, Antar Undangan Upacara 17 Agustus dari Presiden

Meski begitu, Sinta mengaku prihatin melihat perkembangan masyarakat saat ini.

Ia menilai banyak orang kehilangan akal budi dan hati nurani akibat derasnya arus informasi dan gaya hidup yang tidak sehat.

“Itu menunjukkan betapa banyak di antara kita yang telah kehilangan akal budi dan hati nurani. Batin manusia telah semakin kering, kandas, dan membatu; sensitivitas kemanusiaan sebagai cermin tingginya peradaban telah hilang terdorong oleh ideologi yang asing," kata Sinta.

Baca juga: Yusril: Warga yang Demo Tak Akan Diapa-apain, yang Menjarah Ditindak Tegas

Menurut dia, hilangnya nurani dan akal budi tersebut membuat masyarakat kian menjauh dari nilai kemanusiaan dan persaudaraan.

Sinta juga menyoroti kondisi aparat negara yang dinilainya semakin jauh dari moral dan etika.

Ia menyebut nilai kemanusiaan hampir tidak lagi terlihat di kalangan aparat, baik di tingkat bawah maupun atas.

Baca juga: DPR Akhirnya Buka Pintu Dialog dengan Perwakilan Mahasiswa Usai Marak Unjuk Rasa

“Sampai saat ini, moral dan kemanusiaan hampir tidak ada pada aparat. Hampir tidak ada, di tingkat apa pun. Seperti kemanusiaan dan moralnya itu, sudah enggak ada yang mampir di sini (pikiran)," ungkap dia.

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya menjadikan moral dan etika kemanusiaan sebagai dasar dalam setiap langkah maupun kebijakan negara.

“Moral dan etika kemanusiaan harus dijadikan sebagai dasar pijakan yang menjiwai setiap langkah dan gerakan. Itu yang harus dilakukan. Jadi semuanya harus berpijak pada moral dan kemanusiaan," tuturnya.

Baca juga: Pramono: Di Dunia Saya Hanya Cium Tangan Bu Sinta Nuriyah, Bu Mega, dan Ibu

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |