KOMPAS.com – Pemerintah resmi meluncurkan program magang digaji bagi fresh graduate sebagai salah satu dari delapan program terbaru tahun 2025.
Program ini dirancang untuk mempercepat penyerapan lulusan baru ke dunia kerja sekaligus memberikan pengalaman yang relevan dengan kebutuhan industri.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan 10 persen dari keseluruhan lulusan baru universitas dapat langsung terserap ke dunia kerja melalui skema magang ini.
“Salah satu yang kita juga dorong adalah link-and-match antara fresh graduate untuk masuk lapangan kerja. Nah pemerintah akan kasih 6 bulan gaji setara UMP (upah minimum provinsi). Jadi, fresh graduate itu 10 persen akan langsung masuk ke lapangan kerja dengan link-and-match,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/9/2025) dikutip dari Antara.
Baca juga: Ini Kuota dan Besaran Upah Program Magang Digaji untuk Fresh Graduate
Syarat dan Ketentuan Peserta Magang
Airlangga menjelaskan, peserta program magang berbayar mencakup:
- Fresh graduate (lulusan baru) atau lulusan maksimal satu (1) tahun sebelumnya.
- Tanpa batasan usia. Artinya, siapa pun yang baru lulus dapat mengikuti program ini, meski berusia lebih dari 23–24 tahun.
- Enam (6) bulan masa magang
- Uang saku atau gaji setara upah minimum provinsi (UMP)
- Kuota terbatas hanya 20.000 peserta untuk tahun pertama pelaksanaan.
“Kita berharap dengan 6 bulan (magang), mereka punya kemampuan sesuai dengan kemampuan industri sehingga bisa langsung lepas, dan masuk ke industri,” ujar Airlangga.
Baca juga: Jakarta Job Fair Hadir di Jakbar 16–17 September, Simak Cara Registrasi dan Lokasinya
Alternatif untuk Lulusan di Atas Satu Tahun
Bagi lulusan perguruan tinggi yang sudah melewati masa satu tahun setelah wisuda dan belum mendapat pekerjaan, tersedia program lain melalui Kementerian Ketenagakerjaan.
“Mereka (Kemenaker) membuat program peningkatan produktivitas, antara lain dengan melakukan re-training, dan re-skilling. Jadi, itu jalur yang sesuai dengan program di Kementerian Ketenagakerjaan,” ungkap Airlangga.
Baca juga: Cerita Fristo: Kerja PP Cipanas–Jakarta, Sambil Raup Cuan Jastip Makanan Khas Puncak
Pelaksanaan Program
Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 198 miliar untuk mendukung jalannya program ini.
Skema magang ini dijalankan melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan industri.
Setiap daerah akan menyesuaikan link-and-match dengan kebutuhan tenaga kerja lokal.
“Link-and-match kita atur pusat, tetapi kan perguruan tinggi di daerah diharapkan (lulusannya) dipekerjakan dengan industri di daerah, misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,” jelas Airlangga.
Baca juga: Dua Hari Gratis Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Jakarta, Simak Jadwalnya
Khusus untuk daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal), pemerintah pusat akan mengambil alih penempatan peserta.
“Di daerah 3T, kita harus pindahkan mereka sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia,” tambahnya.
Program magang berbayar ini menjadi bagian dari upaya pemerintah menekan angka pengangguran terdidik sekaligus memperkuat kualitas sumber daya manusia.
Dengan skema gaji berbasis UMP, fresh graduate tidak hanya mendapatkan pengalaman kerja, tetapi juga kepastian finansial selama masa transisi dari kampus ke industri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini