Tidur: Rahasia Tubuh untuk Tumbuh dan Tetap Sehat

2 days ago 6

KOMPAS.com - Banyak orang menganggap tidur hanya sebagai waktu untuk istirahat atau bermimpi. Namun, begitu kepala menyentuh bantal, tubuh kita sebenarnya bekerja keras. Salah satu tugas terpentingnya adalah melepaskan hormon pertumbuhan – kunci untuk membangun otot, memperkuat tulang, menjaga metabolisme, hingga membuat pikiran tetap jernih keesokan harinya.

Lalu, apa yang mengatur lonjakan hormon pertumbuhan saat malam hari? Dan mengapa kurang tidur bisa mengacaukannya? Sebuah studi terbaru dari tim peneliti Universitas California, Berkeley, berhasil mengungkap mekanisme yang bekerja jauh di dalam otak kita.

Baca juga: Tidur Tidak Teratur Terkait dengan 172 Penyakit

Hormon Pertumbuhan: Lebih dari Sekadar Bikin Tinggi

Hormon pertumbuhan bukan hanya penting untuk anak-anak yang sedang bertumbuh. Hormon ini membantu membangun otot dan tulang, membakar lemak, serta memperbaiki sel-sel tubuh. Ia juga mengatur cara tubuh memproses gula dan lemak – yang berarti punya kaitan erat dengan diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung.

Tidak heran atlet begitu menjaga kualitas tidur mereka. Pasalnya, pelepasan hormon pertumbuhan paling banyak terjadi saat tidur non-REM, yaitu fase tidur paling dalam. Remaja pun sangat membutuhkannya untuk mendukung tinggi badan dan perkembangan tubuh.

Namun, selama bertahun-tahun para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana sistem ini bekerja di otak.

Baca juga: Tambahan Tidur 15 Menit Bisa Tingkatkan Fungsi Otak Remaja

Mengintip Sirkuit Otak yang Mengatur Tidur

Tim peneliti yang dipimpin Yang Dan menggunakan teknologi canggih untuk merekam aktivitas otak tikus dengan elektroda. Hasilnya, mereka berhasil melihat secara langsung bagaimana neuron di otak bekerja saat tidur.

  • Pusat pengendali hormon ini berada di hipotalamus, salah satu bagian otak paling tua secara evolusi. Dua hormon utama memegang kendali:
  • GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone) – memberi sinyal untuk memproduksi hormon pertumbuhan.
  • Somatostatin – bertugas menahan produksi hormon tersebut.

Keduanya bekerja bergantian. Saat tidur REM (ketika kita bermimpi), keduanya justru meningkat bersamaan. Sebaliknya, saat tidur non-REM, somatostatin melemah dan GHRH meningkat, sehingga kadar hormon pertumbuhan naik.

Baca juga: Kurang Tidur Terkait dengan Risiko Tekanan Darah Tinggi pada Remaja

Sistem Umpan Balik: Hormon yang Mengatur Otak

Yang menarik, hormon pertumbuhan tidak berhenti bekerja di tubuh. Ia kembali memberi sinyal ke otak, tepatnya ke locus coeruleus, pusat di batang otak yang mengatur kewaspadaan, fokus, dan respons terhadap rangsangan baru.

“Tidur memicu pelepasan hormon pertumbuhan, dan hormon ini kembali mengatur kewaspadaan. Keseimbangan ini penting untuk pertumbuhan, perbaikan tubuh, dan kesehatan metabolisme,” ujar Daniel Silverman, salah satu penulis studi.

Hormon pertumbuhan secara perlahan menyiapkan otak untuk bangun. Namun, jika aktivitas locus coeruleus terlalu tinggi, justru bisa membuat kita kembali mengantuk – sebuah efek yang disebut para peneliti sebagai “twist yang menarik”.

Baca juga: Bisakah Tidur Menghilangkan Racun Dari Otak? Studi Menjawabnya

Bukan Hanya Tubuh, Tapi Juga Otak

Manfaat hormon pertumbuhan tidak berhenti di otot dan tulang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hormon ini juga mendukung ketajaman mental.

“Hormon pertumbuhan tidak hanya membangun otot dan tulang serta mengurangi lemak tubuh, tetapi juga memberi manfaat kognitif, membantu kesiagaan saat bangun tidur,” kata Xinlu Ding, penulis utama studi.

Inilah alasan mengapa kurang tidur sering membuat kita sulit fokus – bukan sekadar karena lelah, tapi juga karena keseimbangan kimia otak terganggu.

Baca juga: Peneliti Ungkap Rutinitas Sederhana untuk Dapatkan Tidur yang Lebih Baik

Harapan Baru untuk Gangguan Tidur

Pemahaman baru tentang sirkuit otak ini membuka peluang pengobatan baru. Bagi penderita gangguan tidur yang terkait dengan diabetes, Parkinson, atau Alzheimer, terapi yang menargetkan sistem ini bisa membantu mengembalikan pola tidur yang sehat.

Silverman menambahkan, “Ada beberapa terapi gen eksperimental yang bisa menarget sel tertentu. Sirkuit ini bisa menjadi cara baru untuk mengatur kembali aktivitas locus coeruleus – sesuatu yang belum pernah dibahas sebelumnya.”

Kesimpulannya, tidur bukanlah aktivitas pasif. Ia adalah sistem biologis canggih yang mengatur pertumbuhan, metabolisme, fungsi otak, hingga suasana hati.

Jadi, jika kamu sering diingatkan untuk tidur cukup sebelum hari penting, sekarang kamu tahu alasannya: otak sedang menyiapkan panggung untuk hari esok – agar kita bisa merasa segar, fokus, dan tumbuh lebih baik.

Studi lengkap ini dipublikasikan di jurnal Cell.

Baca juga: Kenapa Kurang Tidur Bikin Badan Pegal-pegal?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |