Tiga Dekade Menjernihkan Makna: Sebuah Refleksi dari Dapur Redaksi Kompas.com

2 hours ago 3

KOMPAS.com - Tiga puluh tahun bukan sekadar angka. Ia adalah jejak perjalanan, kumpulan cerita, dan peneguhan sebuah misi.

Tepat pada Minggu, 14 September 2025, Kompas.com genap berusia 30 tahun, sebuah tonggak sejarah dalam menyajikan informasi yang jernih dan akurat bagi masyarakat Indonesia.

Bagi saya, perjalanan ini terasa lebih personal.

Baca juga: Tiga Dekade Kompas.com, Menjaga Warisan Para Pendiri

Nyaris tiga tahun sudah saya menjadi bagian kecil dari keluarga besar ini, sebuah perjalanan yang menempa saya dari seorang penulis konten menjadi jurnalis yang terus belajar memaknai dunia.

Bergabung pada awal 2023, saya disambut oleh lingkungan kerja yang fleksibel, seru, namun tetap memegang teguh profesionalitas.

Rekan-rekan yang mengayomi membuat proses adaptasi terasa singkat. Namun, beradaptasi dengan budaya kerja adalah satu hal; bertahan dalam ritme kerja yang cepat adalah tantangan yang sama sekali berbeda.

Baca juga: Mengenang Ervan Hardoko, Canda Tawa dan Warna di Perjalanan 30 Tahun Kompas.com

"Ospek" di Jantung Redaksi

Takdir membawa saya ke kanal TREN, salah satu "tulang punggung" yang menopang lalu lintas pembaca Kompas.com.

Di sinilah ujian sesungguhnya dimulai. Tekanan untuk memenuhi target pageviews (PV) yang tinggi terasa menyesakkan bagi seorang pemula.

Bulan-bulan pertama terasa seperti "ospek" tanpa akhir. Saya dihadapkan pada trio "penggawa" TREN yang saat itu terasa cukup "horor".

Ada Mas Sari, editor yang sangat tegas dan teliti pada setiap detail tulisan. Lalu Mas Rizal, asisten editor yang dingin namun presisi. Dan Mba Esti, yang tak segan menunjukkan "galak"-nya demi kualitas berita.

Baca juga: Meutya Hafid di HUT ke-30 Kompas.com: Banyak Masyarakat Bergantung pada Media Massa

Kombinasi ini sempat membuat mental saya goyah. Berkali-kali, keinginan untuk menyerah dan mundur melintas di benak. Namun, di tengah tekanan itu, saya sadar bahwa inilah proses pembentukan yang sesungguhnya.

Ketegasan mereka adalah pelajaran tentang ketelitian, kewaspadaan, dan tanggung jawab seorang jurnalis.

Fondasi yang ditanamkan oleh kepemimpinan Mas Sari menjadi bekal berharga ketika tongkat estafet editor beralih ke Mba Dini.

Bersama Mba Dini, yang juga tegas, saya tidak lagi gagap. Fokus belajar bergeser dari sekadar teliti menulis menjadi ahli dalam meracik strategi kata kunci dan menggali tema yang relevan bagi pembaca.

Baca juga: Kompas.com Luncurkan Buku Kolumnis ‘Menafsir Gelap Menyulam Terang’ Saat Rayakan HUT ke-30

Outing TREN di Tawangmangu (27/7/2023)Kompas.com/Muhammad Zaenuddin Outing TREN di Tawangmangu (27/7/2023)

Perlahan, saya mulai berdamai dengan tuntutan PV. Dari yang awalnya fokus pada artikel evergreen yang tak lekang waktu, saya belajar menunggangi isu yang sedang ramai diperbincangkan.

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |