Tinggal Berdua, Anak 4 Tahun Ditemukan Menangis di Samping Jasad Ayahnya di Indramayu

2 days ago 4

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Seorang anak berusia empat tahun ditemukan menangis di samping tubuh ayahnya yang telah meninggal dunia di rumah mereka di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025).

Kapolsek Juntinyuat, Iptu Trio Tirtana menjelaskan, ayah dan anak tersebut tinggal berdua di rumah tersebut. Sementara ibu mereka bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hong Kong.

"Saat ditemukan, anak tersebut sedang menangis dan ayahnya meninggal dunia di atas ranjang dengan posisi telentang," ujar Trio saat dikonfirmasi oleh Kompas.com.

Baca juga: Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu Kubur Lima Jasad Korban dalam Satu Lubang

Ayah anak tersebut, Mugiono (32), diduga meninggal dunia akibat sakit.

Kejadian ini terungkap setelah kakak ipar korban, Tarsudi (42), datang ke rumah untuk memeriksa kondisi Mugiono setelah istri korban tidak dapat menghubunginya.

Tarsudi tiba sekitar pukul 10.00 WIB dan mendapati rumah dalam keadaan terkunci. Ia mencoba memanggil korban, namun tidak ada jawaban.

Dari dalam rumah, terdengar suara tangisan anak korban. Karena khawatir terjadi sesuatu, Tarsudi mencongkel jendela rumah.

Begitu masuk, ia menemukan Mugiono sudah meninggal dunia di atas ranjang, sementara anaknya menangis histeris di samping tubuh ayahnya.

"Saksi langsung membawa anak korban untuk dititipkan ke warga dan memberitahu keluarga korban di Desa Tinumpuk," tambahnya.

Baca juga: Pembunuhan Satu Keluarga Terkubur di Indramayu: Kejahatan Luar Biasa

Polisi yang menerima laporan segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi.

Petugas dari Puskesmas Pondoh juga melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah sebelum dievakuasi ke RSUD Indramayu untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Trio mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan medis tidak menemukan adanya luka atau tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Kami menduga korban meninggal dunia karena sakit, mengingat sebelumnya ia juga sempat mengeluh badannya terasa sakit dan capek," jelasnya.

Diperkirakan, Mugiono telah meninggal lebih dari delapan jam, sehingga tubuhnya mengalami lebam-lebam.

Menurut keterangan warga sekitar, korban terakhir kali terlihat pada Selasa (9/9/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

"Korban sehari-hari bekerja serabutan sebagai buruh tani dan buruh bangunan. Ia dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup," kata Trio.

Dari hasil olah TKP, Trio menyatakan, semua barang milik korban, seperti sepeda motor dan barang-barang lainnya, masih utuh di dalam rumah.

"Kondisi rumah juga dalam keadaan rapi dan tidak ditemukan benda-benda mencurigakan," tambahnya.

Pihak keluarga menolak dilakukannya otopsi terhadap jenazah Mugiono dan menerima kematiannya sebagai musibah.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Read Entire Article
Kunjungan Pemerintah | Dewasa | | |